Joyce Mayer tahu bahwa Jakarta sedang dilanda banjir besar. Apalagi sejak kedatangannya ke Indonesia, dia selalu disuguhi hujan, menurut Joyce Mayer saat Seminar Festival of Life Jakarta 2013 berlangsung kemarin lusa (17/1). Namun, dia berharap penuh kepada Tuhan dan menyerahkan acara yang diadakannya itu pada-Nya. Hasilnya? Meskipun banyak peserta yang akhirnya datang terlambat, namun bangku-bangku kosong terpenuhi, malah banyak yang akhirnya duduk di tangga.
Sebelum Joyce Mayer berbicara, dia mengajak seluruh para peserta berdoa untuk Jakarta. Gambar di atas merupakan salah satu peserta yang berdoa agar bencana banjir cepat berlalu.
Joyce Mayer pun menceritakan masa kecilnya yang begitu tragis. Untuk tahu kisah masa kecilnya, baca di sini. Dari kisah itu, banyak hal yang dipelajarinya dan dia pun membagikan hal itu pada para peserta yang hadir.
Jose Carol yang merupakan pendeta di Jakarta Praise Community Church, menjadi penerjemah bagi setiap kalimat yang disampaikan Joyce Mayer.
Para peserta mendengarkan dan ada juga yang mencatat apa yang dikhotbahkan Joyce Mayer.
Joyce Mayer duduk dan mengatakan bahwa layaknya sebagai seorang ibu, dia menginginkan setiap peserta yang ada untuk benar-benar melepaskan semua pengampunan agar memperoleh apa yang Tuhan inginkan di dalam hidup kita.
Setelah sesi pertama dan toilet's time, Darlene bersama Sidney kembali mengguncang panggung. Sesi kedua oleh Joyce Mayer pun dimulai. Jika di sesi pertama, Joyce Mayer banyak bicara tentang masa lalu, di sesi kedua, dia banyak berbicara tentang masa depan.
Setelah acara makan siang, kembali Darlene dan Sidney beraksi. Kali ini, peserta lebih berani. Banyak yang maju ke depan dan mengambil foto kedua WL tersebut.
Beberapa menit setelah foto-foto itu, peserta diminta kembali ke bangku masing-masing oleh para usher. Maka lagu-lagu penyembahan pun mengalun. Gambar di atas adalah reaksi dari para peserta yang mendengar dan ikut menyanyikan lagu-lagu yang disenandungkan.
Terlihat salah satu tim Jawaban.com yang diturunkan ke lapangan pun terlihat menikmati penyembahan yang disuguhkan kepada Tuhan.
Acara pun ditutup dengan pemberian sumbangan untuk para korban bencana banjir Jakarta, penjelasan dari Bambang Widjaja mengenai WPA beberapa waktu lalu dan bagaimana kartu MY HOME harus diaktivasi, pengutusan para peserta untuk mengadopsi MY HOME, dan doa penutup. Adapun MY HOME adalah gerakan untuk mengadopsi suatu jalan, rumah, sekolah, dan bangunan lainnya untuk didoakan agar perubahan terjadi di Indonesia dan banyak orang yang mengenal Yesus.