Mencari Raja Yang Jujur

Kata Alkitab / 17 July 2012

Kalangan Sendiri

Mencari Raja Yang Jujur

Papa Henokh Hizkia Immanuel Simamora Official Writer
7495

Dahulu kala, ada seorang raja yang bijaksana di daerah Timur. Ia menyadari dirinya sudah tua dan saatnya ia mencari pemimpin baru bagi kerajaannya. Untuk itu ia mengadakan suatu perlombaan dengan memberikan satu bibit kepada setiap peserta yang berminat memimpin kerajaannya.

Sang raja menjelaskan kepada mereka kalau bibit ini sangat istimewa. Ia memerintahkan kepada setiap peserta untuk menanam dan merawat bibit tersebut serta membawa hasilnya tahun depan. Dari hasil tersebut Sang Raja akan memilih siapa pemenang yang akan menggantikan dirinya.

Setelah tiga sampai lima minggu berlalu hampir semua anak muda yang ikut perlombaan tersebut dengan bangga memperbincangkan tentang tanaman mereka, tapi ada satu anak muda yang gelisah karena bibit yang ia terima dari sang raja tidak bertumbuh. Anak muda tersebut bernama Wim. Padahal dari awal Wim sangat antusias menerima tantangan dari sang raja, dengan tulus dan hati-hati Wim bersama ibunya menyirami bibit tersebut dan merawatnya dengan sangat hati-hati namun sudah sebulan berlalu bibit yang Wim terima tidak mengalami pertumbuhan.

Satu tahun berlalu sudah dan semua anak muda di seluruh kerajaan membawa tanaman mereka kepada raja untuk dinilai. Wim putus asa dan tidak ingin pergi dengan membawa pot yang kosong. Tetapi ibunya memberinya semangat untuk tetap pergi dan membawa potnya dan bertindak jujur apa yang terjadi selama setahun.

Wim sadar bahwa saran ibunya benar. Ia pun pergi ke istana dengan membawa pot yang kosong. Ketika Wim tiba, ia kagum melihat berbagai macam tanaman yang dibawa oleh teman-temannya yang lain. Ketika raja datang, Wim berusaha untuk bersembunyi di bagian belakang karena malu dan takut dihukum raja dan dianggap menghina raja. Raja memuji setiap keindahan tanaman yang dibawa oleh setiap peserta. Namun Sang Raja kaget melihat satu buah pot yang kosong dimana Wim berdiri di dekatnya. Raja memerintahkan pengawalnya untuk membawa Wim ke depan. Semua peserta dan penonton pun menertawakannya dan hal itu membuat Wim semakin malu dan ketakutan. Namun Sang raja menenangkan situasi itu. Ia melihat kepada Wim dan kemudian mengumumkan ke seluruh kerajaan, "Lihatlah, ini raja kalian yang baru! Namanya adalah Wim.”  Wim tidak mempercayai apa yang barusan dikatakan raja. Ia bahkan tidak bisa membuat bibit itu tumbuh, mengapa ia bisa menjadi raja yang baru?

Kemudian sang raja berkata, "Satu tahun lalu, aku memberikan setiap orang sebuah bibit. Tetapi aku memberikan kalian bibit yang sudah direbus sehingga tidak akan bisa tumbuh. Kalian semuanya, kecuali Wim, membawakanku pohon, tanaman, bunga. Ketika kalian menyadari bahwa bibit itu tidak bisa tumbuh, kalian menukarkan dengan bibit lain. Hanya Wim yang memiliki keberanian dan kejujuran untuk membawakanku sebuah pot kosong dengan bibitku di dalamnya. Maka demikian, ia yang akan menjadi raja yang baru."

Dalam hidup kerap kali kita diperhadapkan untuk memilih bersikap jujur atau menjadi pembohong. Mereka yang malu kalau terlihat gagal atau bodoh seringkali memilih untuk membohongi dirinya sendiri. Mereka yang berambisi untuk menang memilih untuk tidak jujur demi mencapai keinginannya. Namun tidak demikian dengan Wim yang memiliki keberanian untuk memilih berkata dan bersikap jujur.

Selalu ada upah bagi setiap orang yang memiliki sikap berani untuk memilih jujur.

Sumber : MichaelYamin.net/Joshua P.Simamora
Halaman :
1

Ikuti Kami