Terikat Pornografi, Yoyo Lihat Wanita Sebagai Obyek Seks

Family / 26 December 2012

Kalangan Sendiri

Terikat Pornografi, Yoyo Lihat Wanita Sebagai Obyek Seks

PrincessPina Cahyonoputri Official Writer
14705

Pornografi dan masturbasi menjadi salah satu godaan yang sering dialami anak muda, tidak terkecuali Yohanky Setiawan. Dengan tegas, remaja ini mengakui bahwa pornografi dan masturbasi pernah mengikatnya dan membuat dirinya jenuh dengan kehidupannya sendiri.

Yohanky yang akrab disapa Yoyo mengisahkan, waktu duduk di bangku SMP ia sangat suka membaca komik jepang dimana terdapat banyak gambar vulgar.. “Ada gambar-gambar yang lumayan vulgar. Waktu itu secara nggak sengaja, saya lagi di kamar dan baca komik. Nggak kerasa ereksi trus ejakulasi,” ungkap Yoyo.

Awalnya Yoyo tidak tahu apa yang sudah dilakukannya itu. Ia pun menceritakan kepada temannya dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Dari teman-temannya itulah dia mulai mengetahui istilah masturbasi.  Banyaknya teman yang melakukan kebiasaan itu, membuat Yoyo merasa apa yang dilakukannya adalah hal yang wajar.

“Pernah ada satu titik saya ngelakuinnya, sehari beberapa kali bisa sampai tiga kali. Dan itu setiap hari,” ungkap Yoyo yang mengaku bisa beberapa jam di dalam kamar untuk berfantasi.

Tidak berhenti di situ, Yoyo yang merasa kurang puas mulai sering membuka internet untuk membantunya berfantasi. Hal ini membuatnya jadi memandang rendah wanita. “Itu yang membuat saya mikir kalau perempuan itu Cuma sekedar obyek buat bangkitin nafsu seks saya itu,” ungkap Yoyo.

Lama kelamaan Yoyo mulai menyadari bahwa dirinya telah terikat dengan gambar-gambar porno. Di sinilah Yoyo mulai merasa jenuh dengan dirinya sendiri.  Hal ini membuatnya merasa rendah diri. “Saya merasa jadi orang yang minder banget. Saya ngerasa, saya itu tidak bisa dipegang omongannya,” jelasnya yang selalu merasa bersalah setelah masturbasi namun tetap tidak bisa berhenti.

Yoyo pernah sengaja membuang komik-komiknya untuk melepas ikatannya selama ini, namun usaha itu sia-sia.  Hal ini bahkan membuatnya berpikir bahwa mungkin dia tidak akan bisa berhenti. “Saya ngerasain sebenarnya ada banyak banget potensi-potensi yang ada dalam diri saya. Tapi waktu saya terikat sama pornografi, membuat saya jadi tidak bisa melakukan banyak hal,” ungkapnya.

Keterikatan Yoyo akan masturbasi dan pornografi membuatnya tidak bisa maksimal untuk melakukan sesuatu. “Tiap kali mau melakukan sesuatu , selalu nanyain emang kamu bisa? Ngendaliin diri aja nggak bisa, apalagi ngelakuin sesuatu yang lain?” Yoyo membagikan pergumulannya.

Perjuangan Yoyo akhirnya menemukan titik terang saat dia duduk di bangku SMA. Di sana, Yoyo menemukan sebuah komunitas yang mengasihi Tuhan. “Di situ saya dikenalin sama pribadi yang namanya Yesus. Saya ngerti Yesus ada buat saya juga, jadi saya percaya: memang saya nggak bisa tapi waktu sama Yesus saya pasti bisa!” Yoyo membagikan imannya.

Dari sinilah Yoyo mengambil keputusan untuk berubah. Bukan hal yang mudah untuk menggenapi komitmennya ini. Ada banyak proses jatuh bangun yang harus dialaminya, tapi teman-temannya di komunitas membuatnya kembali sadar atas komitmennya itu. Yoyo pun makin yakin bahwa dirinya bisa sembuh dan lepas dari segala keterikatannya itu.

Pemulihan gambar diri Yoyo membuatnya sanggup berubah dan meninggalkan cara hidupnya yang lama. “Sekarang saya melihat cewek sebagai seseorang, bukan lagi sesuatu. Dulu nggak bisa ngomong nggak sama pornografi tapi sekarang kalau saya ngomong nggak, saya bisa nggak melakukannya,” Yoyo mengakhiri kesaksiannya.

Sumber Kesaksian :

Yohanky Setiawan

Sumber : V121128120947
Halaman :
1

Ikuti Kami