Kisah Nyata Anastasya Stefany yang Membenci Pria

Family / 14 November 2012

Kalangan Sendiri

Kisah Nyata Anastasya Stefany yang Membenci Pria

PrincessPina Cahyonoputri Official Writer
10051

Anastasya Stefany seorang gadis remaja yang cantik. Namun dibalik kecantikannya itu, ternyata dia pernah menyimpan kepahitan terhadap pria. Baginya pria adalah sosok yang tidak bisa dipercaya.

Di awal kesaksiannya, Stefani menceritakan bahwa keluarganya adalah keluarga harmonis. Hubungannya dan ayahnya pun sangat dekat. Namun semua itu sirna ketika ayahnya ketahuan selingkuh.

“Pada awalnya saya tahu papi saya selingkuh itu karena mami saya terlihat sering mengurung diri di kamar dan mukanya kelihatan sedih terus. Saya juga merasakan bahwa papi saya sudah tidak sayang lagi sama saya,” ungkap Stefani.

Kenyataan ini membuat Stefani sangat marah dan membenci ayahnya. “Saya benci papi saya sampai-sampai saya tidak mau dipeluk lagi. Kalau mau dipegang papi saya, saya rasanya males banget karena dia habis dengan cewe lain,” ungkapnya.

Hal ini diperparah karena hubungan Stefani dengan kekasihnya kandas ditengah jalan karena sosok wanita lain. Semua kemelut kehidupan ini membuat dia sangat galau. “Perasaan saya waktu itu bercampur aduk! Marah iya, stress iya! Tapi saya sendiri tidak tahu mau marah sama siapa karena saya selain marah sama papi saya, saya juga marah sama semua laki-laki yang lain,” jelas Stefani yang akhirnya menyamakan bahwa semua laki-laki tidak dapat dipercaya.

Semua yang dialami Stefani membuatnya merasa lebih nyaman berhubungan tanpa status dengan laki-laki. “Nggak ada gunanya hubungan serius-serius amat. Toh saya juga nggak mau merid,” cetusnya yang akhirnya membalas dendam dengan mempermainkan pria.

Upaya balas dendam yang dilakukan Stefani rupanya membuatnya kehilangan jati diri. Ia bahkan merasa tidak mengenal dirinya sendiri karena semua perbuatannya itu. Akhirnya atas ajakan seorang teman, Stefani pun mulai bergabung dalam kegiatan ibadah.

Dalam sebuah kelompok sel, Stefany dikenalkan dengan sosok Yesus yang menyayangi umat-Nya. Di sana lah dia mulai bertobat. “Jadi saya merasa, ‘saya kok jahat banget yaa?’ Selain kepada orangtua saya, saya lebih merasa telah menyakiti Tuhan,” ungkap Stefany.

Meskipun dia telah memperbaiki pergaulannya, Stefany mengaku masih terganjal dengan kebenciannya pada ayahnya. Namun sebuah peristiwa membuatnya semakin yakin kalau dia harus melepas pengampunan untuk ayahnya itu.

Ketika itu Stefany sedang asyik membaca buku. Tanpa sengaja dia menemukan pembatas buku yang bertuliskan Doa Bapa Kami. Hati Stefany langsung bergetar ketika membaca kalimat “Ampunilah kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami”.

Kalimat itu membuatnya tertegun dan kembali memikirkan apa yang telah dilakukannya selama ini. Tuhan telah mengampuni segala dosanya, tapi dirinya sendiri tidak bisa melakukan hal yang sama. Dia kemudian bergumul untuk bisa melepaskan pengampunan kepada ayahnya itu.

“Akhirnya lama kelamaan dengan bantuan Tuhan saya bisa mengampuni papi saya seratus persen, dan saya bisa melakukan apa yang sudah dilakukannya kepada keluarga kami terutama kepada saya juga. Saya mengasihi papi saya!” akunya girang.

“Jadi sejak saya dipulihkan oleh Tuhan Yesus saya tidak kembali ke pergaulan yang rusak, saya juga tidak benci lagi kepada papi saya dan saya tidak benci lagi kepada semua laki-laki. Tuhan membentuk saya menjadi orang yang lebih matang secara karakter,” ungkap Stefany menegaskan karya Tuhan terhadap hidupnya.

Sumber : V121105141450
Halaman :
1

Ikuti Kami