Franklin Graham: Awas, Pemilu Bisa Menjadi 'Panggilan Terakhir Amerika'

Internasional / 1 November 2012

Kalangan Sendiri

Franklin Graham: Awas, Pemilu Bisa Menjadi 'Panggilan Terakhir Amerika'

Papa Henokh Hizkia Immanuel Simamora Official Writer
3634

Seminggu sebelum pemilihan Presiden Amerika Serikat, penginjil Franklin Graham, putra dari Pdt. Billy Graham, menyerukan dengan tegas, "Pemilu ini bisa menjadi panggilan terakhir Amerika sebelum kedatangan Kristus”. Graham juga telah meminta para pemilih untuk berdoa sungguh-sungguh sehingga tahu memilih calon pemimpin yang sesuai nilai kebenaran Alkitab.

Graham menulis suatu peringatan tersebut kepada seluruh masyarakat Amerika di situs web Billy Graham Injili Association (BGEA).

“Karena kita percaya ini adalah salah satu pemilihan yang paling penting dalam hidup kita, ayah saya dan saya telah mengambil posisi yang kuat dalam beberapa bulan untuk mendorong para pemilih untuk mendukung kandidat yang merangkul nilai-nilai alkitabiah,” Graham menambahkan.

Dalam berbagai kesempatan, sama seperti ayahnya, Franklin Graham telah memperingatkan Amerika berkali-kali, bahwa para pemilih harus mengubah bangsa ini sesuai nilai-nilai alkitabiah pada tanggal 6 November 2012.

Graham sendiri pernah bertemu calon pilihannya pada awal bulan ini di rumahnya di North Carolina, di mana ia dan ayahnya memuji Romney untuk posisinya pada isu-isu yang pro-kehidupan dan perkawinan tradisional.

Menanggapi kritikan dari berbagai kalangan karena dianggap berkampanye anti Obama BGEA mengatakan bahwa Billy Graham telah bersikap sangat hati-hati untuk tetap non-partisan, tetapi konsisten untuk pandangan Alkitab dan nilai-nilai Alkitabiah terhadap isu yang berkembang di Amerika.

“Lagi pula di atas semua ini adalah waktu untuk berdoa syafaat bagi negara kita yang besar, yang berada dalam bahaya, kecuali kita bertobat dari dosa-dosa kita dan kembali kepada Allah nenek moyang kita,” ia menulis.

Seperti yang Alkitab katakan, “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita,” (1 Timotius 2:1-3)

Tanpa menyebutkan nama, Graham melanjutkan tulisannya dengan menyatakan: “Ketika pemimpin Amerika secara aktif mempromosikan dan membuat undang-undang amoralitas, membatasi kebebasan agama (yang sudah dibangun lama oleh para pendiri bangsa), dan secara terbuka bermusuhan kepada para pria dan wanita yang beriman, maka saya percaya kita siap untuk mengalami penghukuman TUHAN."

Ia juga meminta publik untuk berdoa pada Allah untuk melindungi AS terhadap dosa. Dan berharap banyak orang Kristen di Amerika segera bertobat sebelum hari penghakiman datang.

Sumber : global.christianpost.com / jp.mamora
Halaman :
1

Ikuti Kami