Sang Martir, Bukan Film Terorisme Tetapi Toleransi Beragama

Film Review / 25 October 2012

Kalangan Sendiri

Sang Martir, Bukan Film Terorisme Tetapi Toleransi Beragama

Puji Astuti Official Writer
5903

Ditengah hiruk-pikuk kasus teror bom Poso, film Sang Martir hadir menghiasi bioskop Indonesia. Film garapan sutradara Helfi Kardit ini menceritakan tentang kegelisahan hatinya di tengah maraknya kasus intoleransi dan juga tindak kekerasan di negeri ini.

"Film ini menggambarkan bagaimana kita membangun toleransi antar umat beragama. Sebagai muslim, saya ingin memperbaiki citra islam yang negatif. Apapun pandangan barat tentang islam harus direspon dengan kecerdasan berfikir, tidak lagi dengan tindakan kekerasan," demikian pernyataan Helfi yang dikutip oleh Kapanlagi.com.

Film yang secara resmi dirilis pada hari ini, Kamis, 25 Oktober 2012 dibintangi oleh nama-nama beken seperti Adipati Dolken (Perahu Kertas), Nadine Alexandra, Ray Sahetapy, dan Tio Pakusadewo.

Dikisahkan Rangga (Adipati Dolken) bersama adiknya Sarah (Ghina Salsabila) dibesarkan di panti asuhan mulim milik Haji Rachman (Jamal Mirdad) dan istrinya Hajjah Rosna (Henidar Amroe). Sayangnya panti itu termasuk wilayah yang diperebutkan oleh dua kelompok geng, satu dikepalai oleh Rambo (Tio Pakusadewo) dan pihak lainnya dikepalai oleh Jerry (Ray Sahetapu).

Suatu hari Sarah pulang bersama Lili (Widy Vierra) kekasih Rangga, namun diperjalanan Lily diperkosa oleh Jerink adik Rambo. Kejadian itu membuat Lily menjadi gila, hal itu membuat Rangga sangat marah dan membunuh Jerink. Akibatnya Rangga harus berada di balik jeruji penjara selama tiga tahun. Namun situasi panti menjadi kacau sejak Rangga di penjara, Haji Rachman meninggal dunia dan Rambo menguasai kepemilikan panti. Bahkan para penghuni panti dipaksa menjadi pengemis oleh Rambo.

Selepas dari penjara, Rangga berhadapan dengan anak buah Rambo, beruntung anak buah Jerry membantu sehingga ia selamat. Melihat kenekatan Rambo, Jerry melihat sebuah peluang untuk memanfaatkannya dan mengajaknya tinggal di kontrakannya yang berdekatan dengan sebuah gereja. Hampir setiap hari, Rangga melihat dari dekat tempat tinggalnya ada seorang gadis yang selalu berdoa di luar gedung gereja. Hal itu membuatnya penasaran dan membuatnya mulai mendekati gadis itu. Saat itulah bersemi cinta dan saling mengagumi di antara dua insan yang berbeda keyakinan tersebut.

Namun di satu titik, Rangga harus berhadapan dengan Rambo dan terpojok pada satu pilihan, yaitu menjadi martir bom untuk membunuh Jerry di gereja atau keselamatan anak-anak panti asuhan. Disanalah konflik memuncak.

Cerita Sang Martir ini cukup menarik dan seru disamping menyampaikan pesan tentang rasa toleransi. Namun sedikit kekurangannya adalah berusaha menyampaikan banyak hal seperti masalah sosial, politik, kekerasan antar geng dan konflik antar agama dalam satu cerita. Tapi lepas dari itu semua, Sang Martir patut dipertimbangkan untuk menjadi bahan tontonan yang menghibur.

 

Baca juga artikel lainnya :

Sumber : Kapanlagi.com | Jawaban.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami