Komentar Para Tokoh tentang Tawuran Pelajar

Nasional / 28 September 2012

Kalangan Sendiri

Komentar Para Tokoh tentang Tawuran Pelajar

daniel.tanamal Official Writer
16208

Tawuran pelajar yang terjadi di Jakarta, kembali menelan korban jiwa. Banyak pihak mencari solusi dan memberikan rekomendasi untuk mengakhiri tradisi buruk seperti ini. Berikut adalah beberapa komentar para tokoh di dunia pendidikan, pejabat pemerintahan, juga politisi terkait fenomena tawuran itu.

Pengamat pendidikan Utomo Danan Jaya melihat bahwa salah satu faktor terjadinya tawuran adalah suguhan informasi yang lebih banyak mempertontonkan tokoh masyarakat yang berperilaku buruk. "Seharusnya tokoh masyarakat memberi contoh bagaimana cara sopan santun, menghargai sesama, jujur, dan arif. Tetapi yang dipertunjukkan justru sebaliknya," katanya.

Wali Kota Solo yang juga calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa tawuran sering terjadi karena minimnya ruang publik yang bisa menyalurkan energi kreativitas bagi pelajar di Jakarta. "Bisa jadi kurangnya ruang publik dan kreasi untuk remaja. Ini yang harus digarap. Tapi, tentu saja peran dunia pendidikan dan orangtua sangat penting, dan ini semua butuh kerja lapangan," paparnya.

Dekan Fakultas Psikologi Unika Atmajaya, Juliana Murniati menyarankan agar ditumbuhkan kesadaran dalam institusi pendidikan, yaitu rumah dan sekolah, dan juga dari masyarakat dengan menekankan pada pendidikan karakter. "Improvisasinya, pendidikan karakter yang harus dilaksanakan di rumah adalah contoh kasih sayang, penghargaan, dan toleransi. Di sekolah misalnya, secara praktis, anak didik tidak hanya diberikan pelatihan pendidikan karakter secara teoritis, tetapi dengan tindakan guru yang mengaplikasikan kasih sayang dan memberi dorongan positif bagi anak-anaknya itu yang penting," tandasnya.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh berharap agar semua pihak mau membangun kondisi sosial yang lebih baik untuk mencegah tawuran terjadi lagi. "Ini bukan sekadar masalah pendidikan saja yang kemudian dibebankan pada pihak sekolah semata. Saya yakin, kepsek dan guru juga berat untuk mendidik anak-anak yang memiliki beban sosial seperti itu. Kita sudah tidak boleh saling menyalahkan lagi. Ayo bangun kondisi sosial yang lebih bagus. Di sekolah pun demikian, korban seperti Mas Deni yang tidak tahu apa-apa itu, Saya tidak tahan melihatnya."

Solusi bersama harus dilakukan agar negara ini mendapat jawaban untuk menghentikan setiap kekerasan. Kasih sayang terbaik dari keluarga, lingkungan harmonis, dunia pendidikan yang membimbing, berikut sikap kepemimpinan dan kerendahan hati dari setiap tokoh di bangsa ini akan mampu membawa generasi muda menjadi agen perubah yang membanggakan dan menghasilkan sesuatu yang nyata.

 

 


Sumber : kompas.com - niel
Halaman :
1

Ikuti Kami