Siapa Dalang Di Balik Film Innocence Of Muslims?

Nasional / 14 September 2012

Kalangan Sendiri

Siapa Dalang Di Balik Film Innocence Of Muslims?

Lestari99 Official Writer
4203

Siapa dalang di balik film Innocence of Muslims masihlah menjadi misteri. Di tengah kontroversi film yang telah memicu gelombang protes di Timur Tengah ini, identitas sang pembuat film menjadi semakin tidak jelas. Klaim-klaim yang bermunculan saling bertentangan mengenai keterlibatan Yahudi maupun oknum dari komunitas Koptik.

Sang sutradara yang mengaku bernama Sam Bacille tidak diketahui keberadaannya. Dan keraguan mengenai identitas Bacille pun semakin berkembang. Dalam wawancara dengan harian Wall Street Journal ia mengaku sebagai orang Amerika keturunan Israel dan mendapat dukungan Yahudi untuk pembuatan film amatir tersebut. Ia juga mengaku telah mengumpulkan 5 juta dolar AS dari 100 donor Yahudi serta memakai jasa sekitar 60 aktor dan 45 kru untuk membuat film berdurasi dua jam tersebut. Namun laporan media AS justru merujuk Bacille sebagai seorang koptik California yag dihukum karena terlibat kejahatan keuangan dan tinggal di luar Los Angeles.

Film ini sempat diputar di salah satu bioskop di Hollywood sekitar tiga bulan yang lalu. Setelah itu tenggelam tanpa jejak. Namun sebuah versi sulih suara dalam bahasa Arab yang dirilis minggu lalu dan rekamannya disiarkan stasiun televisi Mesir telah memicu gelombang protes berkepanjangan. Versi sulih suara ini pun hanya berdurasi kurang dari 14 menit.

Teka-teki semakin rumit setelah para pemain dan kru film mengaku dibohongi dan dieksploitasi dengan adanya sulih suara yang membuat beberapa dialog bersifat menyerang Islam.

“Kami 100 persen tidak berada di balik film itu dan telah dibohogi terkait niat dan tujuannya... Kami sangat terkejut dengan penulisan ulang yang sangat berbeda dari script awal dan kebohongan yang telah diberitahu kepada semua yang terlibat,” dalam pernyataan bersama mereka sebagaimana dilaporkan CNN.

Steve Klein, sang konsultasn film, membantah bahwa pemerintah Israel terlibat dalam pembuatan film tersebut. Ia hanya tahu bahwa Bacille, yang diketahuinya sebagai sebuah nama samaran, sangat shock dan marah dengan terbunuhnya Duta Besar AS untuk Libya, Chris Stevens.

“Dia tertekan dan merasa hancur setelah mendapat informasi soal dubes terbunuh... Saya tahu ada beberapa rumor di luar sana bahwa Israel melakukannya. Bukan. Israel tidak terlibat... Ini orang-orang swasta, (mereka pakai) uang pribadi,” ujar Klein. Klein juga mengungkapkan bahwa Bacile kuatir nasibnya akan berakhir sama dengan sutradara Belanda, Theo Van Gogh, yang dibunuh di tahun 2004 karena memicu sentimen agama. Klein sendiri mengaku tidak tahu-menahu mengenai keberadaan Bacille saat ini.

Sementara itu sejumlah laporan online yang dikutip blog New York Times menduga bahwa Morris Sadek, seorang Koptik kelahiran Mesir, dan sekutunya Terry Jones, sang pendeta yang terkenal dengan aksi pembakaran Quran-nya di Florida, bekerjasama untuk mempromosikan film itu.

Namun laporan yang dikutip media AS mengidentifikasi Nakoula Basseley yang mengatakan bahwa dirinyalah yang mengelola perusahaan yang memproduksi film tersebut. Ia juga menyatakan bahwa dirinya seorang Koptik. Basseley, pria berusia 55 tahun, pernah dijatuhi hukuman 21 bulan penjara atas tuduhan penipuan terhadap bank pemerintah federal di tahun 2010. Namun ia membantah bahwa dirinya adalah Sam Bacille. Walau berdasarkan penelusuran terhadap semua ponsel yang digunakan untuk wawancara dengan sejumlah media, ponsel yang digunakan itu berposisi di alamatnya.

Mengungkap dalang di balik film ini sangatlah penting untuk membuka tabir misteri apakah memang sang pembuat film yang terlibat atau ada pihak lain yang memanfaatkan film tersebut dengan melakukan sulih suara yang memicu konflik antar bangsa. Sebelum semuanya terungkap dengan jelas, setiap pihak sebaiknya mengendalikan diri untuk tidak melakukan tindakan anarki maupun pembalasan yang justru akan semakin memperlebar konflik yang telah terjadi saat ini. Peran serta para pemimpin bangsa baik di Timur Tengah maupun negara Barat sangatlah penting untuk menyelesaikan masalah ini dengan itikad baik.

 

Baca Juga Artikel Lainnya:

Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami