Bibit Waluyo Sebut Kesenian Jaran Kepang Jelek

Nasional / 12 September 2012

Kalangan Sendiri

Bibit Waluyo Sebut Kesenian Jaran Kepang Jelek

daniel.tanamal Official Writer
4685

Baru pertama kali terjadi di Indonesia, dimana ada seorang pejabat publik yang mengeluarkan pernyataan dengan nada “melecehkan” kesenian asli masyarakat di tanah air ini. Hal itu dikatakan oleh Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo yang gusar akibat salah satu kelompok penampil seni jaran kepang dianggap tidak maksimal.

"Kesenian jaran kepang adalah kesenian yang paling jelek sedunia. Memalukan, wali kota Magelang menampilkan kesenian itu untuk acara seperti ini," ungkap mantan Pangkostrad ini dalam acara The 14th Merapi and Borobudur Senior's Amateur Golf Tournament Competing The Hamengku Buwono X Cup di Borobudur International Golf and Country Club Kota Magelang, Minggu (9/9) malam.

Pernyataan tersebut tentu saja menuai tanggapan dari berbagai kalangan. Pemimpin komunitas kesenian tradisional dari Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Ngablak, Magelang Supadi Haryanto menyatakan bahwa dirinya menyayangkan pernyataan tersebut. ”Kami seniman menyadari selera seni itu memang berbeda- beda. Tapi sebagai orang terdepan, dalam hal ini sebagai gubernur, kita sangat menyayangkan pernyataan seperti itu. Masa budaya bagus begini dibilang jelek. Saya kira mungkin Pak Bibit sedang pusing, makanya ngomong gitu,” nilainya.

Bukan hanya tanggapan saja, pernyataan tersebut memancing beberapa penggiat seni jaran kepang / kuda lumping dan jathilan melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, Rabu (12/9). Bibit sendiri yang sebelumnya ditemui wartawan berkilah bahwa pada saat itu dirinya tidak berniat untuk melecehkan kesenian rakyatnya itu, namun sebuah ungkapan ketidakpuasan akibat penampil seni yang tidak maksimal.

“Saya itu tidak mencela kesenian tradisional jaran kepang itu. Yang saja anggap jelek itu penampilan dari grup kesenian tersebut saat tampil di acara internasional di Magelang. Jadi itu event internasional. Tampilnya kok tidak bagus. Gamelan yang dipakai diikat tali plastik rafia. Ini kan tidak bagus karena disaksikan banyak orang,” katanya.

Apapun situasinya, seorang pemimpin seharusnya mempunyai etika komunikasi ruang dalam memberikan pernyataan. Lebih bijak jika seorang pemimpin menegur dan menyatakan ketidakpuasannya secara pribadi terhadap objeknya. Apalagi sampai menyalahkan sebuah karya seni yang merupakan warisan budaya nasional.

 

 


Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami