Orang Benar, Selalu Melangkah Dalam Iman Dan Keyakinan

Investment / 27 August 2012

Kalangan Sendiri

Orang Benar, Selalu Melangkah Dalam Iman Dan Keyakinan

Hot Triany Nadapdap Official Writer
5537

Langkah hidup orang Kristen adalah langkah iman, melangkah bahkan ketika kita tak yakin kita punya semua yang diperlukan untuk merampungkan pekerjaan. Semuanya terkait dengan iman bahkan menabur pun dilakukan dalam iman. Petani menabur karena ia melihat panen yang akan tiba di hari depan. Dia tak tahu bagaimana benih itu bertumbuh, yang ia tahu benih itu pasti bertumbuh. Tugasnya hanyalah mengolah tanah dan menanam benihnya di sana.

Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tungkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba. (Markus 4:26-29).

Saat memberi, kita mesti memberi dengan iman sambil membayangkan hasil panennya. Iman adalah kata lain untuk visi. Memberi dengan iman akan memampukan kita memiliki visi dari hasil menabur itu. Visi itu adalah harapan dan kita menabur dengan penuh pengharapan. Panen yang kita lihat di depan itu adalah orang-orang yang datang kepada Kerajaan Allah. Jika kita tak melihat jiwa-jiwa datang kepada Yesus saat kita menabur dalam persembahan atau melihat pekerjaan Tuhan sedang diperluas, itu artinya kita memberi karena kebiasaan bukan karena iman.

Kita mungkin sedang memberi untuk mengelabui atau membuat orang lain terkesan, tetapi Allah tak akan menanggapi dan melipatgandakan benih yang ditabur untuk tujuan kedagingan seperti itu. Allah akan melipatgandakan apa yang ditabur dalam kasih, ketaatan, dan [kamus]keyakinan[/kamus].

Menabur untuk kehidupan menuntut keyakinan yang radikal bahwa Allah sedang bekerja dan akan memenuhi apa yang kita butuhkan tepat ketika kita membutuhkannya. Sebagai contoh, jika kita memiliki hasrat untuk melakukan pekerjaan misi tetapi sedang tak punya cukup dana untuk melakukannya, kita sebaiknya menabur kepada mereka yang sedang melakukannya. Jika saatnya sudah tepat bagi kita untuk berangkat, kita bisa yakin bahwa seseorang akan menyediakan uang yang kita butuhkan.

Langkah menabur kembali kepada Allah dalam keyakinan menyatakan bahwa kita telah menerima dengan baik semua yang kita yakini. Kita berserah kepada Allah dengan apa yang sebelumnya telah Ia berikan dalam keyakinan kita. Kita harus setia mengurus apa yang Allah berikan kepada kita. Apapun yang kita miliki, datang dari Allah dan kembali kepadaNya. Itulah yang telah dilakukan oleh Bapa.

Yesus tahu, bahwa BapaNya telah menyerahkan segala sesuatu kepadaNya dan bahwa ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. (Yohanes 13:3).

Bapa surgawi telah menabur kasih dan kemurahanNya ke dalam dunia. Ia menabur benih, AnakNya yang tunggal, untuk menuai panen (gerejaNya, yaitu Anda dan saya). Ia menabur Benih yang harus mati untuk mendatangkan kehidupan dan hasil panen. Benih kudus ini menghasilkan panen yang terus menerus berlipat ganda hingga keabadian. Kita sudah punya sebuah pola dan contoh untuk diteladani. Bapa menabur sebuah Benih untuk kehidupan, kehidupanNya sendiri. Alkitab mengatakan bahwa pada suatu hari segenap bumi akan dipenuhi kemuliaan Tuhan oleh para orang sucinya (Anda dan saya) yang karenanya Ia menabur Benih kepunyaanNya untuk panen besar itu. Begitu juga dengan kita. Jika panen yang kita dapat belum memenuhi harapan, kita harus menabur lebih banyak benih untuk mencapai hasil akhir yang kita cari.

Sumber : Disadur dari: Buku Strategies for Financial Breakthrough (Eugene Strite)
Halaman :
1

Ikuti Kami