Kelompok MTD, Mengejar Bahagia Tanpa Agama

Internasional / 26 August 2012

Kalangan Sendiri

Kelompok MTD, Mengejar Bahagia Tanpa Agama

PrincessPina Cahyonoputri Official Writer
4798

Ateisme meningkat di Amerika Serikat (AS), sementara orang yang menganggap dirinya religius mengalami penurunan. Dalam laporan yang dirilis oleh WIN-Gallup International disebutkan, sejak tahun 2005, jumlah orang yang menganggap dirinya beragama telah turun dari 73 persen menjadi 60 persen. Sedangkan orang yang menyatakan diri ateis telah meningkat dari 1 persen menjadi 5 persen.

Menurut Rod Dreher, seorang kolumnis, pada BBC menyebutkan sikap gereja yang progresif justru membuat orang meninggalkan agamanya. Menurut data yang dianalisis oleh Robert Putnam dari Harvard University dan David Campbell dari Notre Dame University, semua agama di AS memang mengalami penurunan demografis.

Namun hal ini tidak berarti ateisme tumbuh subur. Putnam dan Campbell, dalam buku American Grace tahun 2010, mengungkapkan bahwa telah muncul kelompok baru dalam masyarakat AS. Kelompok ini mengklaim tidak memiliki afiliasi keagamaan, tapi sebagian besar dari mereka percaya pada Tuhan. "Ini adalah kelompok orang-orang spiritual, tapi tidak religius, yang jumlahnya sekitar 17 persen," kata Putnam. 

Senada dengan Putman, sosiolog Christian Smith dan Melinda Lundquist mengungkapkan, kini juga muncul kelompok anak muda Amerika, baik Kristen maupun non-Kristen, yang merupakan generasi "buta teologis". Kelompok ini dijuluki Moralistic Therapeutic Deism (MTD). Mereka percaya Tuhan itu ada dan ingin menjadi baik, serta menganggap bahwa kebahagiaan adalah titik utama kehidupan. MTD diyakini akan memberi harapan tentang dunia baru dimana mereka mampu bertahan dan menang atas penderitaan sejati.

Agama memang tidak menyelamatkan, tapi perbuatan baik pun tidak. Sejak manusia jatuh di dalam dosa dan kehilangan kasih karunia Allah, pengorbanan Kristus di kayu saliblah yang dapat memberikan manusia jaminan keselamatan. Di luar Kristus, maka semua usaha manusia untuk menciptakan perdamaian di dunia hanya akan jadi kesia-siaan belaka.

Sumber : tempo/vina
Halaman :
1

Ikuti Kami