Tawuran Antarwarga Tambora dipicu Cinta Segitiga

Nasional / 13 August 2012

Kalangan Sendiri

Tawuran Antarwarga Tambora dipicu Cinta Segitiga

daniel.tanamal Official Writer
3599

Beberapa kali aksi tawuran antarwarga selalu terjadi di Jakarta pada saat malam hari. Interval waktunya berbarengan pada saat usai shalat tarawih dan pada saat sahur. Terakhir aksi tawuran antarwarga tersebut terjadi beberapa saat yang lalu di Jalan Latumenten, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Senin (13/8/2012) malam.

Menurut dugaan sementara, tawuran antarwarga itu dipicu oleh perselisihan cinta segitiga. Hal ini diutarakan salah seorang warga yang mengaku mengetahui duduk perkara sebenaranya. Dirilis kompas.com, salah seorang warga Sempurna, Tambora, Zaini (43) memaparkan bahwa tawuran bermula dari kisah Y, yaitu gadis penjaga counter pulsa di terminal bayangan Sempurna, tak jauh dari lokasi tawur.

Gadis penjaga counter pulsa itu memiliki hubungan sejenis dengan E, disaat dirinya sudah menjalin hubungan dengan K, pria warga Semeru, Tambora. "K pacaran sama E, tapi (E) ketahuan punya pacar si Y ini yang jaga counter. Tahu begitu, si K ngajak teman-temannya buat nyerang si Y," ungkap Zaini kepada wartawan.

Saat penyerangan berlangsung, salah seorang penumpang bus di terminal bayangan tersebut beraksi untuk melerai perkelahian itu. Namun penumpang tersebut memicu warga lainnya untuk bertambah banyak ikut dalam kericuhan tersebut. "Penumpang itu dikira warga Sempurna, jadinya sama warga di sini dibantu, makin banyak, gede bentroknya," katanya lagi.

Warga yang didominasi oleh para remaja tersebut akhirnya saling lempar dan tawuran pun pecah seketika. Terlihat beberapa remaja membawa sejumlah senjata dan peralatan lain, seperti batu, kayu, botol, bambu, bahkan petasan dan cerulit. Tawuran tersebut menyebabkan kemacetan panjang sejauh 3 km dari lampu lalu lintas Season City sampai Jelambar, Grogol.

Polisi yang segera datang ke lokasi kejadian tersebut pun sempat menembakkan tembakan peringatan dan gas air mata untuk membubarkan massa. Usai bubar, tidak ada korban dalam peristiwa tersebut, namun puluhan warga mengalami luka-luka akibat lemparan batu. Aparat berwenang hingga kini belum memberikan komentar mengenai kejadian tersebut.

Twauran antarwarga seperti ini seharusnya tidak perlu terjadi jika masyarakat punya ketenangan dan bisa menjaga emosi untuk tidak tersulut. Inilah salah satu penyakit di masyarakat yang harus ditanggulangi pemerintah dan para pemimpin lokal.

 


Sumber : kompas.com - dpt
Halaman :
1

Ikuti Kami