Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta ada sejumlah gereja yang menyuarakan dukungan mereka kepada salah satu calon pasangan gubernur. Dilansir dari Reformata, Victor Silaen, dosen Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pelita Harapan (UPH) dalam diskusi Gereja dan Politik yang diselenggarakan Oikumene Gerejawi menyayangkan sikap gereja yang menyuarakan dukungannya kepada satu calon gubernur.
Menurut Victor ini adalah bentuk pelanggaran dalam bergereja. “Saya rasa tidak patut gereja tidak mendukung salah satu calon gubenur. Jangan bawa nama gereja. Gereja tak seharusnya mendukung secara konsitusional, ini pelanggaran berat,” ungkap Victor seperti dikutip dari Reformata,
Victor juga menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan even politik ini sebaik mungkin. Karena menurutnya, hal ini akan sangat mempengaruhi perubahan Jakarta di masa yang akan datang. “Bagi kita warga Jakarta diberikan kesempatan dan izin untuk memilih, maka harus digunakan dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.
Dalam diskusi yang diselenggarakan pada Jumat (6/7) di gedung Gereja KGPM Kelapa Gading ini, turut hadir pula Jeiry Sumampouw dari Persekutuan Gereja-Gerja di Indonesia (PGI), Deddy Madong dari Komisi Hukum dan HAM, SH. dan Pdt. Supriatno.
Gereja memang perlu memberikan suaranya dalam dunia politik, hal ini akan memicu jemaat untuk bertindak aktif dan memberikan suaranya dalam pemilu. Namun demikian, seharusnya dukungan tersebut hanya bersifat wawasan atau tidak menunjuk hanya pada satu calon saja.
Baca juga :
Cara Agar Anak Anda Menghargai Uang
Hasil Studi : Kucing Tingkatkan Kecenderungan Bunuh Diri
Beli CD The Messenger, Anak Jalanan pun Diberkati
Sumber : reformata/vina