Dituduh Hina Agama, Seorang Pria Dibakar Hidup-Hidup

Nasional / 5 July 2012

Kalangan Sendiri

Dituduh Hina Agama, Seorang Pria Dibakar Hidup-Hidup

Lois Official Writer
5047

Di sebuah pinggir kota Bahawalpur, provinsi Punjab, Pakistan, Selasa lalu (3/7) massa membakar seorang pria hingga tewas. Menurut stasiun BBC, Rabu (4/7) yang dilansir oleh viva.co.id Kamis (5/7), pria ini dibakar karena dituduh menghina agama. Dia membakar kitab suci agama tersebut.

Polisi setempat sempat menahan pria itu setelah warga menudingnya menghina kitab suci. Sampai pria itu dibawa massa, pihak berwenang bahkan belum sempat memeriksa identitasnya, yang belakangan diketahui menderita gangguan jiwa. “Dia tampaknya tidak tahu apa yang sedang terjadi. Selama ditahan, dia tetap tertawa dan bernyanyi,” ungkap seorang petugas.

Kemudian, datanglah massa ke kantor polisi tempat pria itu ditahan. “Mereka menuntut kami membunuh dia di depan umum atau mereka akan membawa dia dan membunuhnya,” kata Inspektur Polisi Gholam Mohiuddin. Massa semakin beringas dan pihak keamanan mengaku tak berdaya setelah massa menyerang kantor mereka dan mengambil paksa pria tersebut, apalagi massa berjumlah sangat banyak.

Setelah dipukuli beramai-ramai, pria itu akhirnya disiram bensin, massa lalu membakar dia hidup-hidup dan menyaksikannya hingga tewas. Para saksi mengungkapkan bahwa ratusan orang hanya melihat korban yang berteriak minta tolong saat tubuhnya dilalap api. Meski telah menghilangkan nyawa, tidak ada orang yang ditahan karena kasus ini.

Pada akhirnya, karena dituduh menghina agama, nyawa seorang pria melayang. Hal ini membuat kita bertanya-tanya, benarkah nyawa sebegitu murahnya. Ketika emosi sudah menguasai diri, ada baiknya kita berhenti sejenak agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

 

Baca Juga :

Beli CD The Messenger = Jadi Berkat Buat Anak Jalanan

Deteksi Buah Berformalin, Berwarna Buatan, dan Berlilin

The Amazing Spider Man, Ungkap Masa Lalu Peter Parker

Sumber : vivanews by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami