Manipulasi dalam Peliputan Euro 2012 Disesalkan

Nasional / 4 July 2012

Kalangan Sendiri

Manipulasi dalam Peliputan Euro 2012 Disesalkan

PrincessPina Cahyonoputri Official Writer
2945

Ajang Piala Eropa memang telah usai, namun kasus-kasus terkait peliputan dan dokumentasi ajang tersebut masih berlanjut. Kepala Editor Euro 2012 di ARD, Joerg Schoenenborn mengkritisi Uni Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) yang diduga telah melakukan manipulasi saat menyiarkan secara langsung pertandingan semifinal Piala Eropa antara Italia melawan Jerman pada 28 Juni lalu. 

Dalam siaran langsung pertandingan tersebut, seorang wanita pendukung Jerman tertangkap kamera meneteskan air mata saat “Der Panzer” kembali kebobolan untuk kedua kalinya oleh Mario Balotelli pada menit ke-36. Faktanya, tayangan tersebut hanyalah manipulasi.  Menurut salah satu stasiun televisi Jerman, ARD, tayangan tersebut diambil sebelum pertandingan dimulai.

Wanita yang diketahui bernama Andrea tersebut membenarkan hal itu, menurutnya dia menangis karena terharu mendengar lagu kebangsaan dikumandangkan beberapa saat sebelum pertandingan dimulai.
"Air mata itu bukan air mata kesedihan, tetapi air mata bangga yang jatuh saat saya menyaksikan kesebelasan Jerman menyanyikan lagu kebangsaan, tepat sebelum pertandingan dimulai. Saya terharu,” ungkapnya.

Schoenenborn menilai seharusnya siaran langsung tidak ada manipulasi dan sensor. “Itulah mengapa kita dengan tegas mengatakan kepada UEFA bahwa publik di Jerman menginginkan siaran langsung. Ketika sebuah tayangan dinyatakan siaran langsung, ya itu harus ditampilkan secara langsung," tegasnya.

Hal yang sama juga dilakukan British Broadcasting Corporation (BBC). Pemerintah Ukraina menunggu permintaan maaf dari BBC atas laporan sebelum Piala Eropa 2012 bergulir. Saat itu, BBC mengklaim bila kasus rasialisme bakal meluas di Ukraina. Faktanya, Piala Eropa 2012 berlangsung cukup aman. Hanya ada beberapa kasus saja yang terjadi berkaitan dengan rasialisme, tidak seperti apa yang digambarkan berita BBC yang berjudul “Stadium of Hate”.

"Kita tidak mengatakan bahwa tak ada orang yang melakukan dugaan rasialisme di Ukraina. Kami mengatakan bahwa besaran masalah yang ditunjukkan tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. Itu sebabnya ada inisiatif untuk mengundang mereka untuk berunding," lanjutnya. 

Sumber : kompas/vina
Halaman :
1

Ikuti Kami