Sex Lebih Baik Daripada Uang Dalam Mengukur Kebahagiaan

Marriage / 3 July 2012

Kalangan Sendiri

Sex Lebih Baik Daripada Uang Dalam Mengukur Kebahagiaan

Lestari99 Official Writer
7309

Banyak uang tidak berarti lebih banyak sex, namun lebih banyak sex dapat membuat Anda merasa lebih kaya. Kabar baik bagi Anda yang memiliki aktivitas di kamar tidur lebih banyak ketimbang pergerakan rekening bank Anda: Penelitian menunjukkan bahwa sex lebih baik bagi kebahagiaan Anda dibandingkan uang. Tidak berarti dengan menjadi miskin secara finansial namun aktif secara seksual merupakan rahasia untuk hidup bahagia. Meskipun teori umumnya mengatakan banyak uang tak berarti membuat Anda melakukan sex lebih banyak, ungkap peneliti ‘kebahagiaan ekonomi’.

Setelah menganalisa data tingkat aktivitas seksual dan kebahagiaan dari 16.000 responden, ekonom dari Dartmouth College, David Blachflower dan Andrew Oswald dalam laporannya di University of Warwick di Inggris mengatakan bahwa sex “berpengaruh secara kuat dan positif dalam mengukur kebahagiaan”. Para responden memperkirakan hubungan mereka meningkat dari sekali sebulan menjadi sekali seminggu setara dengan jumlah kebahagiaan yang dihasilkan saat mendapatkan tambahan US$50.000 (sekitar Rp467 juta) dari pendapatan rata-rata orang Amerika.

“Bukti yang kita lihat bahwa uang membawa sejumlah kebahagiaan, namun tidak sebanyak yang mungkin dipikirkan para ekonom,” ungkap Blanchflower. “Kita harus melihat dari sisi psikologis dan menyadari bahwa ada hal lain yang sangat penting.”

Dalam penelitian mereka, “Money, Sex and Happiness: An Empirical Study”, yang baru-baru ini dipublikasikan oleh Biro Riset Ekonomi Nasional, pada dasarnya menempatkan jumlah estimasi dolar pada tingkat kebahagiaan yan dihasilkan dari sex dan pelengkapnya.

Dibandingkan pendapat umum, mereka menemukan bahwa memiliki lebih banyak uang tidak berarti Anda mendapatkan sex yang lebih banyak; tidak ada perbedaan antara frekuensi sex dan tingkat pendapatan. Namun mereka menemukan bahwa sex tampaknya memiliki efek lebih besar pada tingkat kebahagiaan bagi mereka yang berpendidikan tinggi – yang dapat diasumsikan sebagai kelompok masyarakat yang lebih kaya – dibandingkan mereka yang berpendidikan rendah.

Secara keseluruhan dikatakan mereka yang paling berbahagia adalah mereka yang paling sering mendapatkan sex, yaitu pasangan menikah, lebih tinggi 30% dibandingkan mereka yang masih sendiri. Bahkan para ekonom menghitung bahwa pernikahan yang langgeng sama dengan kebahagiaan yang dihasilkan dengan mendapatkan tambahan US$100.000 (Rp935 juta) setiap tahun. Sementara itu perceraian diterjemahkan dengan kehilangan kebahagian yang sebanding dengan US$66.000 (Rp671 juta) per tahun.

Dalam meningkatkan kebahagiaan yang besar dan kuat apakah merupakan hasil dari pernikahan bahagia atau dari banyaknya aktivitas sex masih dapat diperdebatkan. Namun perhitungan secara ‘ekonometrik’ mengkonfirmasikan apa yang telah diketahui para psikolog sejak lama: mereka yang menganggap dirinya bahagia biasanya lebih kaya dalam aktivitas seksual.

“Banyak penelitian yang menegaskan bahwa orang yang mengalami depresi berhubungan dengan kurangnya aktivitas seksual,” ungkap psikolog dan terapis sex Robert Hatfield, PhD, dari University of Cincinnati yang juga seorang juru bicara Masyarakat untuk Studi Ilmiah Seksualitas.

“Sebaliknya, jika Anda tidak tertekan – bahagia sebagaimana yang dikatakan orang-orang – Anda akan lebih mudah untuk melakukan hubungan sex dengan lebih sering.”

Apakah sex menyebabkan kebahagiaan atau apakah orang yang bahagia cenderung mengarahkan satu sama lain untuk melakukan hubungan sex? Hal itu masih dalam penyelidikan namun ada bukti bahwa psikologis seseorang dan sex saling melengkapi satu sama lain.

 

Baca Juga:

Sumber : webmd.com
Halaman :
1

Ikuti Kami