Wartawati Inggris Alami Pelecehan Seks Oleh Ratusan Pria

Nasional / 29 June 2012

Kalangan Sendiri

Wartawati Inggris Alami Pelecehan Seks Oleh Ratusan Pria

Lois Official Writer
20300

Wartawati yang baru berusia 21 tahun ini buka suara agar perempuan di muka bumi ini tak mengalami tragedi yang sama. Dengan judul ‘Tuhan tolong. Tolong hentikan ini’ Natasha Smith menceritakan kisah tragisnya sebagai korban pelecehan seksual.

Kala itu, wartawan asal Inggris ini berada di Lapangan Tahrir, Kairo yang dipenuhi ribuan masyarakat Mesir yang gegap gempita merayakan hasil pemilihan presiden. Dia berada di sana karena ingin membuat sebuah film dokumenter. Demi keselamatan, dia didampingi dua rekan pria. Suasana begitu menyenangkan. Setiap orang tersenyum, kembang api memenuhi langit. Di ujung jembatan, kerumunan makin padat. Ia dan dua rekannya mencoba berbalik untuk meninggalkan Lapangan Tahrir, namun dalam beberapa detik, suasana berubah menjadi mimpi buruk baginya.

Di tengah kerumunan, dia ditarik menjauh dari kedua rekannya. Awalnya kameranya yang dirampas. Kerumunan pria brengsek itu mulai menarik pakaiannya hingga terlepas, mereka mencakarnya hingga penuh luka. Ia dijambak, ditendang. “Pria-pria itu, ratusan jumlahnya, berubah dari manusia menjadi binatang. Saya bagai daging segar yang dilempar ke kandang singa lapar,” katanya.

Ada sejumlah kecil dari mereka mencoba menyelamatkannya ke sebuah tenda. Mereka menjadi pagar hidup melindungi Smith yang tak berdaya. Sayangnya, usaha itu tak berhasil. Para penyerang terus mendekat dengan beringas, hingga tenda roboh. “Di titik itu, aku mencoba tenang, dalam hati aku berteriak, ‘Tuhan tolong. Tolong hentikan ini…’” Ia berharap Tuhan mencabut nyawanya sebelum para pelaku menodai kehormatannya.

Di situ Tuhan bekerja. Pertolongan datang. Dia melihat sekelompok perempuan berkerudung menatapnya dengan pandangan kosong lalu berbalik menghadapi penyerang, menghalau mereka. Salah satu rekannya berhasil meyakinkan orang-orang untuk memberi jalan, ke sebuah tenda yang masih tegak. Meski masih mendapat serangan, dia berhasil selamat. Para perempuan itu mengelilingnya, melindunginya, menutupi tubuhnya yang telanjang.

“Para wanita itu memberitahu bahwa saya diserang karena saya dirumorkan sebagai mata-mata asing oleh pihak tak bertanggung jawab,” tulis Smith. “Para perempuan Mesir itu menangis, mereka memberitahu saya, ‘itu bukan wajah Mesir! Bukan wajah Islam! Tolong, jangan berpikir Mesir seburuk ini.’”. Meski hatinya luar biasa sakit, dia meyakinkan mereka bahwa dia mencintai Mesir dan budayanya. Smith akhirnya disamarkan dengan burka dan pakaian pria.

Selamat dari Mesir, tidak membuat Smith ragu menuliskan kekerasan seksual yang dialaminya, yang juga diderita perempuan Mesir. “Tren kekerasan seksual ini konsisten, dan harus segera dihentikan. Wanita Arab, wanita Barat, banyak sekali yang menderita, menjadi korban.” Smith tak mengijinkan pengalaman buruk menghancurkan hidupnya.

Kisah Smith yang dimuat berbagai media juga dibaca oleh orang Mesir yang ada di seluruh dunia. Beberapa dari mereka yang membaca lewat situs Daily Mail memberi tanggapan. “Aku menyesal atas apa yang kau alami, Natasha. Sebagai pria Mesir, aku merasa malu. Maafkan kami,” tulis Bassam Elsayed, asal Alexandria, Mesir.

Sampai saat ini, wanita masih banyak yang menjadi korban pelecehan seksual, baik itu diam-diam maupun secara brutal. Luka batin, kebencian mungkin bisa datang tapi kita berharap mereka dapat dipulihkan karena wanita pun sama berharganya seperti pria.

 

Baca Juga :

Baru Lahir, Hip Hop Rohani Indonesia The Messenger

Babanci, Makanan Khas Betawi yang Hampir Punah

Penderitaan Tubuh Saat Porsi Makan Tidak Relevan

Sumber : vivanews by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami