Pemerintah Vietnam Hancurkan Dua Gedung Gereja Baru

Internasional / 29 June 2012

Kalangan Sendiri

Pemerintah Vietnam Hancurkan Dua Gedung Gereja Baru

Budhi Marpaung Official Writer
5938

Pejabat Vietnam di Distrik Muong Cha, Provinsi Dien Bien, bulan ini menghancurkan dua bangunan gereja baru etnis minoritas Kristen Hmong dan mengancam akan meruntuhkan yang ketiga.

Ho He Church, yang didirikan pada bulan April oleh Good News Mission dihancurkan pihak penguasa pada 17 Juni lalu. Sebelumnya, Phan Ho Church yang berafiliasi dengan Gereja Injili Vietnam (Utara) dihancurkan pada 13 Juni 2012. Sementara  Cong Church, yang juga diketahui merupakan bagian dari Good News Mission diancam akan dihancurkan dalam waktu dekat.

Ho He Church dan Phan Ho Church ada di tengah-tengah etnis Hmong diawali dari gereja rumah. Dalam kurang waktu yang terbilang sebentar jumlah jemaat keduanya sudah mencapai 500 sampai 600 orang. Oleh sebab itulah, orang-orang Hmong secara bersama-sama bekerja mendirikan bangunan dari kayu (permanen) untuk beribadah mereka.

Namun, mengetahui hal ini, pemerintah Muong Cha memerintahkan polisi setempat dan pasukan militer serta pihak terkait untuk membongkar tempat yang didirikan tersebut. Salah seorang sumber Compass Direct menyatakan puluhan jemaat hanya terdiam menahan sedih ketika menyaksikan aksi itu berlangsung.  

Lebih lanjut, ia mengatakan insiden di Muong Cha menunjukkan disfungsi rezim pendaftaran gereja pemerintah. Untuk diketahui, peraturan baru tentang pendaftaran gereja sudah diumumkan pada 2004 dan 2005 oleh pihak otoritas setempat. Kebijakan ini keluar sebagai bagian kebebasan beragama dan perubahan citra pemerintah Vietnam yang dulunya anti agama menjadi toleran dengan agama-agama.

Khusus agama Kristen Protestan, pemerintah Vietnam membuat sebuah pedoman tersendiri yang mereka sebut Petunjuk Spesial No 1 Perdana Menteri. Di dalam pedoman itu dinyatakan bahwa pemerintah berjanji mempercepat pendaftaran jemaat-jemaat/gereja-gereja Protestan setempat dengan maksud agar kegiatan keagamaan dapat segera dilakukan oleh jemaat-jemaat/gereja-gereja Protestan setempat tersebut.

Sejak undang-undang ini muncul, sembilan denominasi Protestan telah menerima pengakuan hukum. Namun, berjalannya waktu lebih dari setengah kelompok Protestan Vietnam tetap saja tidak dapat terdaftar.

Adapun alasan pemerintah menolak aplikasi kelompok-kelompok Protestan ini antara lain karena gereja yang didaftarkan merupakan gereja ilegal dan tidak adanya orang Kristen lagi selain mereka yang tinggal di situ.

Orang-orang yang tidak menyukai Kekristenan selalu mencari cara bagaimana melenyapkan Kekristenan, tetapi sejarah sudah membuktikan disaat Kekristenan hendak dihilangkan justru perkembangannya semakin pesat dan menjalar ke berbagai wilayah lain.

Inilah yang akan terjadi di Muong Cha, Vietnam. Ketika pihak-pihak tertentu mencoba menekan dengan mengadakan pembongkaran-pembongkaran gedung gereja, penduduk etnis Hmong disana akan semakin setia kepada Tuhan dan memberitakan kabar baik kepada tidak hanya kepada etnisnya, tetapi juga etnis-etnis lain yang ada di daerah itu.  

Baca juga : 

Kesembuhan Batin

Dahlan Iskan Ikut Saweran Untuk Gedung KPK 

Dukung Pelayanan Bagi Anak Jalanan Dengan Beli CD Musik The Messenger 

Kopdar Photo Hunting

Sumber : christianpost.com / budhianto marpaung
Halaman :
1

Ikuti Kami