Mata Merah Di Langit Bandung Bukan UFO

Nasional / 28 June 2012

Kalangan Sendiri

Mata Merah Di Langit Bandung Bukan UFO

Lestari99 Official Writer
6173

Seorang bocah berusia 8 tahun, Nisrina Azahra, yang tinggal di Kompleks Taman Cibaduyut Indah Blok G No. 286, kota Bandung, secara tidak sengaja memotret obyek aneh melalui telepon selular ibunya ketika asyik mengambil gambar langit sekitar pukul 14.40 pada Rabu (27/6). Di foto tersebut tertangkap gambar mirip bola mata bercahaya merah muda. Bentuknya elips dan di tengah-tengahnya ada bulatan putih. Herman Bahtiar (55), sang ayah, berharap para ahli turut mengungkap atau memberikan penjelasan terkait foto tersebut, tanpa ingin berspekulasi bahwa itu adalah UFO (Unidentified Flying Object).

Pakar telematika Roy Suryo pun angkat bicara. Menurut Roy, foto tersebut bukan rekayasa namun ia memastikan bawa obyek tersebut juga bukan UFO.

“Lebih tepat ini ada massa sejenis uap air yang kotor – sehingga terkesan berwarna – ketika ditangkap kamera. Mengapa bisa dipersepsikan sebagai ‘mata’ atau UFO, justru lebih kepada masalah resolusi dan low contrast kualitas lensa dari kamera ponsel tersebut yang tidak dimungkinkan menampilkan obyek sesuai aslinya,” ungkap Suryo sebagaimana dilansir Detik News pada Kamis (28/6).

Berbeda dengan Roy Suryo, peneliti matahari observatorium Bosscha Dr Dhani Herdiwijaya mengatakan obyek foto mirip mata bercahaya merah muda yang terlihat di langit Bandung merupakan fenomena awan yang jarang terjadi di Indonesia. Fenomena itu dipastikan bukan akibat badai matahari atau aktivitas matahari, apalagi UFO.

“Ya ini fenomena awan yang jarang. Bukan akibat badai matahari atau aktivitas matahari juga bukan UFO. Kemungkinan terjadi di ketinggian 20 km atau di lapisan tropopause (daerah antara lapisan troposfer dan stratosfer). Di daerah ini suhu bisa turun drastis sampai -60 derajat celcius,” ungkapnya pada Kamis (28/6).

Menurutnya gambar mirip mata berwarna merah muda itu terletak lebih tinggi dari awan sekitar. “Sering disebut nacreous cloud atau mother of pearl cloud. Suhu serendah itu akan terbentuk kristal es, yang membiaskan cahaya matahari sehingga tampak warna-warni pelangi,” ungkapnya.

Lebih lanjut Dhani mengungkapkan biasanya awan ini tampak di pagi atau sore hari, juga di daerah lintang tinggi. Oleh karena itu jika terjadi di Indonesa merupakan suatu hal yang langka.

“Bentuk yang mirip mata kemungkinan akibat topologi pegunungan sekitar Bandung, sehingga menyebabkan turbulensi atau konveksi yang terfokus. Mestinya kejadiannya tidak lama,” ungkapnya.

Banyak fenomena alam ‘aneh’ yang sebenarnya dapat dijelaskan secara ilmiah. Sebuah pilihan cerdas dari Herman Bahtiar untuk mencari kebenaran pada sang ahli daripada berspekulasi mengenai beragam hal yang pada akhirnya dapat menghebohkan masyarakat padahal sebenarnya hanya merupakan hal sederhana yang dapat dijelaskan secara ilmiah. Suatu sikap yang mungkin perlu dicontoh oleh masyarakat Indonesia yang masih kental dengan kepercayaan akan beragam hal mistis.

 

Baca Juga:

Sumber : Detik
Halaman :
1

Ikuti Kami