Sejarah Gereja-Gereja di Ibukota Jakarta

Internasional / 25 June 2012

Kalangan Sendiri

Sejarah Gereja-Gereja di Ibukota Jakarta

Lois Official Writer
8883

Jakarta merayakan ulang tahunnya yang ke-485. Ratusan tahun silam, Jakarta merupakan pusat peradaban dan kebudayaan. Tak heran, jika ada banyak peninggalan dari banyak negara yang melekat di kota ini, salah satunya adalah bangunan gereja. Ada 6 gereja yang dilansir oleh detikTravel yang memiliki nilai sejarah dan aksitektur yang unik. Ini dia keterangannya :

Gereja Katedral

Gereja ini merupakan salah satu peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh hingga sekarang, arsitekturnya kental akan khas Eropa. Gereja Katedral ini mempunyai nama resmi sebagai Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga, atau dalam bahasa Belandanya : De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming. Gereja yang berada di Jl. Katedral No. 2, Jakarta Pusat ini diresmikan pada 1901 dengan rancangan Pastor Antonius Dijkmans.

Gereja Tugu

Sesuai namanya, gereja ini terletak di Kampung Tugu, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Gereja ini pun memiliki sejarah yang panjang. Gereja ini dibangun sekitar tahun 1676-1678 oleh seorang Portugis. Pada 1937, untuk pertama kalinya dilakukan renovasi oleh pendeta asal Belanda, Van De Tydt dan pendeta Portugis, Ferreira d’Almeida. Tahun 1740 gereja ini hancur karena terjadi peristiwa Pemberontakan Tionghoa (Cina Onlusten). Pada 1744, gereja yang mempunyai luas sebesar 1.5 hektar itu dibangun kembali dan diresmikan oleh pendeta JM Mohr.

Gereja Sion

Gereja Sion juga bergaya khas Eropa dengan pintu-pintu dan jendela besarnya. Gereja Sion yang terletak di Jl Pangeran Jayakarta ini dibangun oleh orang Belanda untuk memberikan tempat ibadah bagi para tawanan Portugis yang dibawa dari Malaya dan India. Itulah sebabnya, oleh orang Belanda gereja ini diberi nama Portugeesche Buitenkerk yaitu gereja Portugis di luar kota.

Gereja Ayam

Dinamakan gereja ayam karena di atas bangunan terdapat petunjuk arah mata angin yang berbentuk ayam. Gereja ini juga peninggalan Belanda berada di Jl. H Samanhudi No 12, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Gereja ini dibangun antara tahun 1913 dan 1915 oleh Ed Cuypers dan Hulswit. Di dalamnya ditemukan Alkitab tua cetakan tahun 1855 yang tebalnya lebih dari 20 sentimeter dan diperkirakan berumur satu abad. Alkitab bersampul kayu ini hanya ada dua di dunia. Lambang ayam di mata angin itu melambangkan penyangkalan Petrus sebanyak tiga kali sebelum ayam berkokok. Simbol ini juga mengingatkan umat Kristen untuk tidak menyangkal Tuhan.

Gereja Immanuel

Gereja ini terletak di seberang Stasiun Gambir, di Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat. Gereja yang juga merupakan peninggalan zaman Belanda ini dibangun tahun 1835 dan proses pembangunannya memakan waktu 4 tahun. Bangunan ini sangat indah dan bersejarah. Serambi-serambi di bagian utara dan selatan mengikuti bentuk bundar gereja dengan membentuk dua bundaran konsentrik, yang mengelilingi ruang ibadah.

Gereja Santa Maria De Fatima

Gereja ini terletak di Jl. Kemenangan III, Jakarta Barat. Gereja ini memiliki nuansa oriental karena mempertahankan gaya khas Fukien atau Tiongkok Selatan. Karena itulah, pada 1972 gereja ini dilindungi undang-undang sebagai Cagar Budaya. Gereja yang berciri khas berbentuk rumah ini memang pada awalnya rumah seorang China. Pada 1950, seorang pendeta membelinya dan menjadikannya gereja untuk orang Katolik.

Itulah gereja-gereja bersejarah yang ada di Ibukota Jakarta. Dalam rangka ulang tahun Jakarta yang semakin dewasa ini, kiranya kelestarian budaya dan sejarah makin terjaga dengan baik. Jakarta menjadi kota yang semakin jaya dan menjayakan penduduknya.

 

Baca Juga :

Bebas Dari Hutang 11 Kartu Kredit Seharga Rp 100 Juta

Mengenal The Messenger, Artis Hip Hop Rohani Indonesia

Kopdar Photo Hunting

Sumber : detik.com by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami