Ada Ancaman Bahaya Dibalik Masa Pubertas Kedua

Psikologi / 24 June 2012

Kalangan Sendiri

Ada Ancaman Bahaya Dibalik Masa Pubertas Kedua

Puji Astuti Official Writer
34540

Pubertas adalah kata serapan dari bahasa Inggris “puberty” dengan asal kata pubes yang artinya rambut yang bertumbuh di alat kelamin yang menandai pertumbuhan seorang anak menuju kematangan atau kedewasaan. Untuk orang Indonesia, masa ini sering juga disebut sebagai akil balik. Namun sering orang berseloroh tentang “pubertas kedua” ketika melihat orang dewasa mulai berlaku sedikit aneh. Benarkah ada masa pubertas kedua?

Ternyata menurut penelitian pubertas kedua ini benar-benar dialami baik oleh wanita maupun pria. Seperti pubertas pertama, pubertas kedua ini juga menunjukkan tanda-tanda fisik maupun psikologis. Namun tanda-tanda pubertas bagi pria dan wanita jauh berbeda. Pubertas kedua ini biasanya dialami mereka yang memasuki usia 40 tahun ke atas.
Tanda-tanda pria masuk pubertas kedua :

- Mulai takut terlihat tua. Biasanya mereka mulai menyadari bahwa ada tanda-tanda fisik yang memperlihatkan bahwa mereka terlihat tua seperti rambut, kulit ataupun hal lainnya. Rata-rata mereka mengalami penyangkalan dan mulai bergaya anak muda seperti dengan mengecat rambutnya, tampil modis, bahkan hal-hal yang tak berhubungan dengan tampilan tubuh seperti memodifikasi kendaraannya agar tampil sporty dan banyak hal lagi lainnya.

- Produktivitas mereka meningkat. Pubertas bagi pria jika disikapi dengan baik dapat berdampak positif, mereka bisa menjadi lebih bernegosiasi, bisnis mereka makin maju karena mereka semakin fokus.

- Mulai muncul jiwa petualangan kembali. Keinginan mereka untuk berpetualang seperti naik gunung atau menjelajah kembali muncul, bahkan kadang bisa ke arah yang negative seperti godaan untuk berpetualang dalam hal asmara (bagi yang telah berkeluarga hal ini patut diwaspadai dan perlu disikapi dengan bijak sehingga tidak berakhir dengan konflik).

Jika pada pria pubertas kedua tampak positif, sebaliknya bagi wanita hal tersebut menjadi sesuatu yang cukup berat untuk dihadapai, contohnya seperti :

-  Memasuki masa menopause atau berakhirnya masa menstruasi. Hal ini terjadi karena gonadotrop tidak lagi diproduksi oleh kelenjar hypophysc. Selain menimbulkan kecemasan dan ketidakstabilan emosi, masa menopause juga diikuti oleh tanda-tanda fisik seperti pusing, leus dan turunnya gairah.

- Berkurangnya persedian lemak tubuh yang berada dibawah kulit, akibatnya kulit mulai menunjukkan tanda-tanda keriput dan payudara mulai mengendur. Bagi wanita yang sangat mengutamakan penampilan, hal ini dapat menimbulkan hysteria. Untuk itu dukungan para suami sangat dibutuhkan saat istri memasuki masa-masa pubertas kedua ini.

Masa pubertas kedua atau yang biasa disebut krisis paruh baya ini perlu dihadapi dengan persiapan yang matang, karena biasanya disinilah komitmen sebuah pernikahan diuji kembali. Komunikasi dan pemahaman suami istri sangat berperan dalam melewati masa-masa kritis sebuah bahtera rumah tangga dalam melewati masa krisis paruh baya, karena yang terjadi adalah kedua belah pihak menunjukkan tanda-tanda yang saling berlawanan, sang suami semakin bergairah dan bersemangat dalam banyak hal, sebaliknya istri semakin lesu dan mengalami penurunan gairah. Untuk itu, pemahaman tentang masa-masa pubertas kedua ini sangat penting bagi pribadi maupun pasangan.

Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan untuk melewati masa pubertas kedua ini sebagai suami istri adalah :

-  Memperkuat hubungan dengan memiliki waktu-waktu khusus dan berkualitas berdua tanpa diganggu oleh anak-anak.

-   Menciptakan kejutan-kejutan kecil namun bermakna bagi pasangan.

-   Membuka kembali kenangan dengan foto-foto atau video tentang masa-masa indah.

-   Menonton film dan banyak hal lagi lainnya.

Dengan membangun kebersamaan seperti diatas diharapkan pasangan yang mengalami masa pubertas kedua ini dapat melewatinya dengan baik dan berbahagia hingga maut memisahkan mereka.

 

 

Sumber : http://psychologyface.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami