Aborsi Paksa terus terjadi di China

Nasional / 14 June 2012

Kalangan Sendiri

Aborsi Paksa terus terjadi di China

daniel.tanamal Official Writer
5807

Kebijakan satu anak dalam sebuah keluarga yang kini terus dilakukan pemerintah China mengundang protes keras dari banyak pihak dan kalangan. Pasalnya dampak dari kebijakan itu, banyak aborsi paksa dilakukan oleh pemerintah daerah terhadap ibu yang tidak bisa membayar denda untuk memiliki anak kedua.

Puncaknya terjadi ketika pengguna media maya terkejut dan terhenyak atas pemuatan beberapa foto-foto yang memperlihatkan seorang ibu terkulai lemas di sebuah bangsal rumah sakit, dengan bayinya sendiri yang telah di aborsi paksa. Hal itu dialami Feng Jiamei dari Zhenping di Provinsi Shaanxi. Dirinya diduga menjalani prosedur aborsi atas paksaan pejabat lokal.

Ironisnya aborsi dilakukan ketika usia kehamilannya telah mencapai tujuh bulan. Dilaporkan bahwa sang ibu tidak mampu membayar denda untuk memiliki anak kedua, karena jumlah dendanya terlalu besar bagi keluarganya yang berpenghasilan dibawah standar. "Cerita Feng Jianmei menunjukkan bagaimana kebijakan satu anak terus menjadi momok bagi para istri di Cina setiap hari," ungkap Chai Ling, aktivis All Girls Allowed di AS.

Kelompok HAM ini menceritakan bagaimana pejabat lokal mendatangi Feng Jianmei dan Deng Jiyuan untuk membawa paksa Jianmei ke rumah sakit dan ditahan di sana sebelum prosedur aborsi dilakukan. Namun hal tersebut dibantah keras oleh pejabat lokal di Kabupaten Zhenping, yang menyangkal bahwa aborsi tersebut adalah paksaan otoritas.

Masalah kebijakan satu anak dan aborsi paksa memang menjadi isu yang begitu memanas di China. Sejumlah kelompok dan aktivis HAM terus menerus bersuara bagi kebebasan di China, terutama penentangan terhadap aborsi paksa. Salah satu aktivis Chen Guangcheng bahkan harus ditangkap dan dijebloskan ke penjara bawah tanah akibat pergerakan kemanusiaan ini.

Sebuah kejadian pilu yang memperlihatkan bahwa beberapa otoritas dunia mengambil jalan yang tidak begitu manusiawi tanpa mencari jalan keluar dan langkah solutif yang masuk akal, ketimbang melakukan kejahatan seperti aborsi paksa ini.

Sumber : tempo.co
Halaman :
1

Ikuti Kami