Perjalanan Hidup Seorang Liem Sioe Liong

Nasional / 13 June 2012

Kalangan Sendiri

Perjalanan Hidup Seorang Liem Sioe Liong

Lois Official Writer
6014

Meski sudah meninggal sejak Minggu (10/6) lalu, Liem Sioe Liong atau yang juga dikenal sebagai Sudono Salim tetap menjadi ajang pembicaraan. Salah satunya membicarakan soal ulang tahunnya yang ke-90, ulang tahunnya di tahun 2005 yang dirayakan dengan mendatangkan Ruth Sahanaya dan juga artis-artis Singapura. “Om Liem terakhir undang Ruth pada ulang tahunnya ke-90 di Singapura,” kata Jeffrey Waworuntu, manajer sekaligus suami Ruth pada Rabu (13/6). Lagu-lagu yang pernah diminta yaitu Aryati, Gubahanku dan juga Ave Maria.

Jenazah Salim sudah disemayamkan pada Senin sore kemarin (11/6) di Choa Chu Kang Chinese Cemetery, Singapura. Setelah prosesi dan pembacaan doa, maka jenazahnya yang ditidurkan di dalam peti seharga Rp 67,5 juta pun dikuburkan dan tidak dikremasi. Sebelumnya, akibat glaucoma berat, sejak 2009 lalu dia secara praktis tidak dapat melihat lagi.

Salim lahir di Fuqing, sebuah desa kecil di wilayah Fujian, Cina bagian selatan pada 16 Juli 1916. Ia pertama kali datang ke Indonesia pada 1939. Usaha pertama yang dirintisnya yaitu supplier cengkeh bagi beberapa pengusaha rokok yang berada di Kudus dan Semarang. Pada era Soeharto, ia mendirikan beberapa bank seperti Bank Windu Kencana dan Bank Central Asia. Dia juga mendirikan PT Bogasari, perusahaan terigu terbesar di Indonesia. Namun, lewat PT. Indofood Sukses Makmurlah, namanya menduduki peringkat nomor 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes.

Salim pergi ke Singapura sejak Mei 1998, sejak kerusuhan berlangsung di Indonesia. Sejak itu, dia tidak pernah kembali lagi ke Jakarta untuk menetap sampai pada akhirnya dia meninggal dunia. Dia pergi meninggalkan tiga putra dan satu putri, serta 14 cucu dimana empat di antara cucunya sudah menikah dan memberikannnya 6 cicit.

Meski sudah meninggal dunia, dia meninggalkan banyak warisan. Bukan hanya untuk keluarganya tapi juga untuk bangsa Indonesia. Saat masih hidup di bumi ini, selalu berbuat yang terbaik. Kehidupan yang sementara ini akan jadi indah jika kita dapat melakukan sesuatu dan memberi dampak di dalamnya.

 

Baca Juga :

Gara-Gara Mendengarkan Suara Tuhan

Berfoto Hunting Bersama Forum Jawaban.com

Biography of The Messenger

Sumber : tempo.co by lois horiyanti/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami