Perjuangan Esther dan Rudy Bangkit dari Keterpurukan

Family / 7 June 2012

Kalangan Sendiri

Perjuangan Esther dan Rudy Bangkit dari Keterpurukan

Lois Official Writer
9749

Saat tertimpa krisis dalam usaha mereka, bisnis yang mereka bangun pun mengalami kebangkrutan dan mereka memutuskan untuk pindah ke Bali. “Yang paling menyakitkan waktu itu adalah kita harus melepaskan rumah kita, yang saya anggap waktu itu adalah itu rumah saya.” jelas Esther tentang kebangkrutannya sehingga rumahnya bersama Rudy, suaminya harus dijual padahal pada waktu itu mereka berusaha mempertahankannya.

Di Bali mereka masing-masing memiliki usaha baru. Rudi menjadi supplier alat-alat kantor sedangkan Esther membuka bisnis furniture. Setelah beberapa tahun, bukannya makin maju, bisnis Esther malah mengalami penurunan karena krisis ekonomi yang dihadapi. Di tengah kesulitan itu, Esther mencoba untuk instropeksi diri.

Berbeda dengan Esther, bisnis yang dijalani oleh Rudy mengalami kenaikan bahkan ada perusahaan besar yang meminta jasanya. “Saya ingat di Maleakhi 3 ayat 10 Tuhan akan membukakan tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat yang berkelimpahan, ini luar biasa. Dan Dia sampai ngomong ‘Ujilah Aku’…” kata Rudy mengenai pencapaian yang dihasilkannya. Apa rahasianya?

Rudy selalu memberikan perpuluhan secara teratur kepada Tuhan, namun tidak hanya itu. Dia juga terbeban untuk memberikan uangnya secara sukarela kepada pelayanan di media, yaitu CBN setelah menonton tayangan Solusi. “Ya itu, waktu saya mendengar dan melihat (tayangan, red) dan Roh Kudus bicara.” jelasnya.

Di saat dia memberi dengan tulus, berkat-berkat Tuhan turun atasnya. Keuntungan yang dia dapatkan setidaknya 50% persen, bahkan bisa sampai 100% atau lebih. “Itu yang saya itu (pikir, red) tidak masuk akal.” kata Rudy sambil menunjuk dahinya.

Esther pun mencontoh apa yang dilakukan suaminya, meskipun sangat sulit pada awalnya. “Pertama saya menentang perpuluhan itu, saya berpikir bahwa ‘masa di saat kita masih sulit, kita malah harus memberi perpuluhan?’” jelasnya.

Namun lewat pengalaman suaminya, Esther mulai memberikan perpuluhan. Dan di saat itulah, pemeliharaan Tuhan nyata atasnya. Saat ini, bisnisnya telah berkembang pesat, bahkan dia mempunyai customer-customer yang berasal dari luar negeri. “Rasanya senang memberi, sebab saya sudah rasakan betul bahwa ketika kita banyak menabur, kita akan banyak menuai.” tutup Rudy.

Ketika kita memberi di dalam kesesakan, ketika kita memberi dengan sukarela dan hati yang bersyukur, Tuhan melihatnya. Bagaimanapun kita, Tuhan mengerti kita dan keadaan yang kita hadapi. Ketika kita berserah dan mau memberi apa yang kita punya kepada orang lain, maka Tuhan akan berkati.

 

Sumber Kesaksian :

Rudy dan Esther

Sumber : V120606134549
Halaman :
1

Ikuti Kami