Perselingkuhan Istri Selamatkan Pernikahan Kami (1)

Marriage / 2 June 2012

Kalangan Sendiri

Perselingkuhan Istri Selamatkan Pernikahan Kami (1)

Lestari99 Official Writer
11698

Istri saya berulang kali mengucapkan kalimat yang tak dapat saya pahami, “Saya keluar dari rumah ini.” Saya mencoba mencari di matanya cinta yang saya kenali dengan akrab, namun tidak kutemukan saat itu. Saya hanya dapat berpikir, “Siapa wanita ini? Wanita yang telah menjadi istri saya selama dua tahun terakhir ini mendadak berubah.

Apa maksudmu? Mengapa engkau ingin pergi,” saya bertanya dalam kebingungan.

Saya tidak bahagia, kesepian, kacau balau sebenarnya. Jadi, saya katakan ini kepadamu. Engkau membuatku menderita. Mungkin bila kita tak bersama, kita akan menjadi lebih dekat.”

Saya menyentuh tangannya tapi langsung ditampiknya saat saya berkata, “Sangat tidak masuk akal. Bagaimana mungkin perpisahan akan membuat kita menjadi lebih dekat?”

Saya tidak tahu. Yang saya tahu, saya tidak bisa lagi tinggal di sini. Saya butuh waktu untuk menyelesaikan masalah ini – saya butuh sendiri. Saya bahkan tidak yakin lagi kalau saya masih mencintaimu... seperi yang pernah saya rasakan.”

Saya berdiri terpaku sambil memohon kepadanya, “Tolong jangan pergi sekarang. Dapatkah engkau menunggu sampai esok?”

Dengan diam, ia mengambil kopernya, menggantungkan tasnya di bahu dan membalikkan badan sambil berjalan keluar dari pintu depan rumah kami.

Saya sadar bahwa saya belum menjadi suami terbaik, dan saya sering marah kepadanya, dan ego saya yang selalu merasa benar membuatnya selalu berada di posisi yang salah. Saya sadar bahwa akhir-akhir ini ia semakin menjauh. Tapi saya tidak pernah tahu bahwa sesungguhnya istri saya telah berselingkuh.

Bulan-bulan setelah kepergian Nancy, saya hancur berantakan. Setiap kali saya meleponnya, saya akan mulai menangis dan bertanya apa yang dapat saya lakukan agar ia pulang kembali ke rumah. Namun ia hanya menjawab seluruh pertanyaan itu dengan satu kalimat, “Saya harus pergi.” dan langsung menutup telepon.

Saya meminta teman saya untuk memata-matainya, dan mereka mengatakan kepada saya bahwa dia tampak baik-baik saja... bahagia. Mereka mengatakan kepada saya untuk melanjutkan hidup saya dan mencoba untuk menerima kenyataan bahwa dia sudah pergi. Ketika Nancy mengatakan kepada saya bahwa dia telah mengajukan surat cerai, saya percaya bahwa pernikahan kami sudah berakhir.

Lalu suatu malam, setelah secara ajaib terjadi perubahan sikap hati padanya, (baca buku Nancy Avoiding The Greener Grass Syndrome untuk kisah lengkapnya), Nancy pulang ke rumah dan berkata, “Saya telah membohongimu selama ini, tapi saya akan mengatakan kebenaran saat ini. Tanyakan apa saja kepada saya.”

Apakah ada pria lain? Apakah engkau berselingkuh?”

Nancy memalingkan muka dan berbisik, “Ya, dengan seorang pria di tempat kerja. Tapi perselingkuhan itu telah berakhir hari ini. Saya akan keluar dari pekerjaan saya besok, dan saya tidak akan pernah melihatnya lagi. Saya harap kamu dapat menerima saya kembali dan kita dapat mempertahankan pernikahan ini.”

Keputusan untuk memaafkan terjadi secara singkat, namun membangun kembali pernikahan kami memakan waktu yang cukup lama. Saya merasa baik pada suatu hari dan kehilangan pengharapan di hari lainnya. Lalu Nancy akan menjadi frustrasi dan bingung. Ada minggu-minggu di mana kami saling memperhatikan dan mencintai, namun kemudian kami tergelincir ke dalam pola lama dan harus mengingatkan diri kami sendiri untuk kembali ke jalur yang benar.

Ketika kami kembali bersama, akan menjadi hari yang baik jika kami saling bersikap sopan satu dengan yang lain. Jika kami dapat berkata “tolong” dan “terima kasih” dan bukannya bertengkar dan berteriak, hanya itu yang dapat kami harapkan.

Hal pertama yang kami lakukan adalah mendapatkan saran yang alkitabiah dari beberapa orang Kristen yang bijaksana. Kemudian kami menghabiskan waktu selama beberapa bulan untuk bertemu dengan seorang konselor pernikahan Kristen. Kami terlibat aktif dalam komsel pasangan di gereja, dan mulai membaca bahan-bahan pernikahan. Kami sadar kami harus mencari tahu, “Oke, apa yang seharusnya suami lakukan? Apa peran saya? Seperti apakah peran itu?” Dan Nancy juga mencari tahu, “Apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang istri yang saleh?” Kami belajar prinsip-prinsip Alkitab dan menemukan cara praktis untuk menerapkannya. (bersambung...)

 

Baca Juga:

Sumber : Ron Anderson - cbn.com
Halaman :
1

Ikuti Kami