Fenomena Perokok Cilik Jadi Sorotan Dunia

Nasional / 10 May 2012

Kalangan Sendiri

Fenomena Perokok Cilik Jadi Sorotan Dunia

PrincessPina Cahyonoputri Official Writer
5652

Iklan dan promosi rokok berhasil menyebarkan stigma bahwa perokok adalah sosok yang menarik, berani dan percaya diri. Akibatnya, semakin lama kebiasaan ini makin mewabah, bahkan dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Fenomena ini akhirnya menjadi sorotan baik dari media nasional maupun internasional.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, mayoritas perokok aktif di Indonesia mulai merokok sejak belia. Sekitar 43,3 persen perokok, mulai merokok di usia 15-19 tahun, sekitar 17,5 persen mulai merokok di rentang usia 10-14 tahun dan 14,6 persen di usia 20-24. Bahkan di antara para perokok sebanyak 1,7 persen mulai merokok sejak usia lima sampai sembilan tahun.

Diberitakan beberapa waktu lalu, seorang balita asal Malang, Jawa Timur bernama Sandi, dan Aldi, bocah berusia dua tahun asal Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, menjadi perokok aktif bahkan anak-anak itu sanggup menghabiskan empat bungkus rokok kretek setiap hari. Juga ada Ilham, bocah berusia delapan tahun yang sudah mulai merokok sejak usia empat tahun. Ilham diberitakan kerap mengamuk apabila permintaannya untuk merokok tidak dipenuhi.

Berita tentang fenomena perokok cilik ini mendapat perhatian dunia internasional. Bahkan Walikota New York Michael Bloomberg menjanjikan bantuan 220 juta dolar AS untuk pengurangan tembakau di negara-negara dengan perokok dalam jumlah besar seperti Cina, India, Rusia, Bangladesh dan Indonesia.

Merokok adalah kebiasaan yang tidak baik karena selain merugikan kesehatan diri sendiri, merokok juga merugikan orang lain yang tanpa sengaja menghirup asap rokok, apalagi jika hal ini dilakukan sejak belia. Baik keluarga maupun pemerintah harus mencari jalan keluar untuk fenomena ini, agar para perokok cilik ini bisa dilepaskan dari ketergantungannya serta tidak menambah jumlah perokok cilik.

Sumber : okezone/vina
Halaman :
1

Ikuti Kami