Intimidasi dan Kecurangan Warnai Pilkada Aceh

Nasional / 10 April 2012

Kalangan Sendiri

Intimidasi dan Kecurangan Warnai Pilkada Aceh

daniel.tanamal Official Writer
3551

Kegiatan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) yang berlangsung di Indonesia, kembali diwarnai intimidasi dan kecurangan yang mencoreng demokrasi. Hal ini ditemukan di Aceh ketika Tim sukses pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Aceh, Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan, melaporkan 22 kasus kekerasan terkait kegiatan itu ke Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Aceh, Senin (2/4/2012).

Menurut Koordinator Divisi Hubungan Antarlembaga Tim Sukses Seuramoe Irwandi-Muhyan, Thamren Ananda, kasus-kasus yang dilaporkan terjadi mulai awal Februari 2012 hingga 31 Maret lalu. Kasus itu diantaranya adalah kekerasan berupa penganiayaan, penembakan, pembakaran mobil dan rumah anggota tim sukses, teror, pelemparan batu, intimidasi, dan perusakan alat peraga. "Kasus-kasus yang kami laporkan, ada yang berupa kriminal umum ada yang masuk ke kriminal pilkada," kata Thamren.

Begitu mengerikannnya intimidasi itu hingga mengancam jiwa seseorang. Kasus-kasus kekerasan tersebut di antaranya pemberondongan bersenjata api atas rumah koordinator tim Sukses Irwandi-Muhyan di Peurelak penganiyaan sejumlah anggota tim sukses Irwandi-Muhyan di Pidie, dan pembacokan serta penganiayaan terhadap anggota tim sukses pasangan tersebut di Aceh Utara.

"Ada 15 kasus yang bersifat kriminal umum yang sudah kami laporkan ke kepolisian, namun belum satu pun ditindaklanjuti. Padahal, korbannya ada, saksinya ada, dan pelakunya pun sudah jelas, yaitu orang-orang Partai Aceh," kata Thamren.

Budaya kekerasan untuk jalan mendapatkan kekuasaan masih tumbuh subur di Indonesia. Hal ini akan terus terjadi jika tidak ada niat pengorbanan dan pelayanan terhadap masyarakat. Rakyat hanya dijadikan komoditas iklan pencitraan bagi oknum yang berkepentingan.

Sumber : kompas.com - dpt
Halaman :
1

Ikuti Kami