Pengorbanan Vs Komitmen

Marriage / 7 April 2012

Kalangan Sendiri

Pengorbanan Vs Komitmen

Lestari99 Official Writer
7615

Dalam buku If Life is A Game, These are the Rules karya Cheri Carter Scott PhD dikatakan bahwa ‘keinginan’ memimpin kepada ‘pilihan’ yang membawa kepada ‘komitmen’; ‘keharusan’ memimpin kepada ‘keputusan’ yang membawa kepada ‘pengorbanan’.

Apakah maksud dari pernyataan ini? Pada dasarnya hidup penuh dengan pilihan. Sayangnya, seringkali kita melakukan pilihan atas dasar keharusan. Padahal dalam keadaan normal, kita memiliki kebebasan untuk memilih. Namun kita cenderung menentukan pilihan dengan mempertimbangkan budaya atau keyakinan dari lingkungan tempat kita tinggal. Harus menikah di usia tertentu, harus menikah dengan orang dari suku yang sama, harus memilih isttri yang pandai memasak, dan keharusan lainnya.

Semua keharusan itu pada akhirnya membuat kita untuk mengambil keputusan. Dan hidup yang didasari oleh suatu keputusan yang dilandasi keharusan membutuhkan banyak pengorbanan. Korban perasaan, korban waktu, korban karier, korban anak-anak, dan banyak pengorbanan lainnya.

Namun di dalam kehidupan pernikahan, pengorbanan harus dimaknai sesuai dengan perspektif Tuhan dalam pernikahan itu sendiri. Segala ‘pengorbanan’ itu tidak lagi menjadi sebuah pengorbanan ketika dilakukan atas dasar kasih. Cinta (kasih) sanggup menggerakkan seseorang untuk melakukan apa saja demi kebaikan orang yang dikasihi. Itulah yang disebut tujuan. Sebuah pengorbanan hanya dapat dilakukan ketika Anda memiliki tujuan dalam melakukannya.

Adanya tujuan dalam menunjukkan kasih kepada orang yang kita cintai akan membuat kita memiliki komitmen tinggi dalam melakukannya. Komitmen adalah suatu hal yang kita lakukan karena kita benar-benar menginginkannya. Namun kehidupan pernikahan tidak selalu indah. Perasaan cinta yang menggelora tidak akan selalu dirasakan pasangan suami istri. Di saat seperti itulah, komitmen memegang peranan penting.

Tujuan pernikahan adalah menghadirkan karakter Kristus atas setiap pribadi yang terlibat di dalam pernikahan itu sendiri, antara suami dan istri, antar orangtua dan anak, dll. Ketika suami istri mengarahkan pandangan pada hal-hal Ilahi dalam pernikahan mereka, maka irama pernikahan yang seturut dengan kehendak Allah pun akan tercipta.

Kerjasama dalam menjalani pernikahan sangat diperlukan dan pasangan suami istri harus menolak banyak harapan-harapan pribadi mereka. Pengorbanan diri harus menggantikan keegoisan.

Kunci dari pernikahan sukses adalah ketika pasangan suami istri dengan rendah hati mengutamakan kebutuhan pasangannya di atas kebutuhannya sendiri, saling mempercayai satu sama lain, menghindari hubungan seks yang tidak bermoral, dll. Menghindari godaan dari semua hal itu tidaklah mudah. Karena itulah sangat penting bagi Anda untuk melibatkan Tuhan dalam kehidupan pernikahan.

Standar Tuhan adalah sempurna dan kita tidak mampu mencapainya, namun keadilan Tuhan berjalan berdampingan dengan kasih-Nya yang besar bagi kita. Hal itu ditunjukkan lewat solusi yang disediakan-Nya.

Yesus Kristus yang adalah Tuhan dalam rupa manusia, datang untuk membayar hukuman mati atas dosa-dosa kita. Yesus juga datang untuk mengajar kita tentang jalan-jalan Tuhan dan memberi kita suatu hidup yang penuh arti. Tetapi yang paling utama Dia mengatakan bahwa tujuannya datang sebagai seorang manusia adalah untuk mati bagi kita. Dia membayar lunas semua dosa-dosa kita -- dosa saya, Anda, dan seluruh dunia -- ketika Dia tergantung di atas kayu salib (sebuah bentuk eksekusi bangsa Romawi) sehingga kita diampuni. Setelah dikuburkan selama 3 hari, Yesus hidup kembali. Banyak saksi mata pergi untuk mengatakan pada dunia tentang Dia dan hidup yang Tuhan tawarkan bagi kita.

Bukanlah hak kita untuk berjuang demi penerimaan Tuhan. Dia menawarkan kita suatu hubungan dengan-Nya sebagai suatu anugerah. Itu adalah pilihan kita apakah kita ingin menerima pengampunan-Nya dan masuk dalam suatu hubungan dengan-Nya.

Tuhan ingin hadir ke dalam hidup kita, namun sekali lagi, itu adalah keputusan pribadi yang harus kita buat. Jika pernikahan suatu keputusan yang penting, terlebih lagi hal ini. Anda dapat memiliki suatu pernikahan yang penuh cinta. Seperti semua suami dan istri. Anda akan membuat banyak kesalahan dan terkadang Anda perlu berusaha keras untuk memiliki suatu pernikahan yang luar biasa. Akan tetapi, jika Anda bersandar kepada-Nya, Tuhan akan memberi Anda kekuatan dan visi untuk mencintai pasangan Anda dalam suatu pernikahan yang tidak egois, penuh pengampunan dan langgeng.

Sumber : Berbagai Sumber / LEP
Halaman :
1

Ikuti Kami