Sarah Dhillon : Kehamilanku Disertai Adanya Tumor

Family / 5 April 2012

Kalangan Sendiri

Sarah Dhillon : Kehamilanku Disertai Adanya Tumor

Admin Spiritual Official Writer
10235

Waktu itu 2 Juli 1994, saya mendapat kabar dari dokter yang menyatakan bahwa saya tengah mengandung. Setelah itu saya datang ke rumah Tuhan untuk berdoa secara khusus karena anak yang ketiga ini memang sesuatu yang tidak pernah saya duga. Bahkan jarak waktu usianya cukup jauh dengan kakaknya yang nomor dua.

Walau menghadapi kendala kesehatan dan usia, kehadiran sang janin tetaplah membawa sukacita bagi keluarga Dhillon. Namun kehamilan Sarah kali ini ternyata mengandung resiko yang besar. Memasuki kehamilan minggu ke-15, ia bahkan mengalami pendarahan yang parah selama berhari-hari.

Setelah pendarahan itu berjalan berhari-hari, dokter meminta saya untuk difoto USG saja. Waktu difoto itulah terlihat dalam rahim saya ini ada tumor dengan garis tengahnya sepanjang 10 cm. Tumor ini tumbuh di dinding rahim yang menyulitkan kandungan saya karena tumor ini tumbuh persis di pintu rahim. Pertumbuhan janin terancam karena tumor ini. Waktu itu saya tidak punya kepastian apakah kandungan saya ini dapat berlanjut dengan normal. Menurut dokter, seandainya janin dapat dipertahankan sampai usia kandungan tujuh bulan, toh saya akan menghadapi resiko karena janin akan bertumbuh dalam keadaan tergencet. Dengan bertambahnya usia kandungan maka tumor ini juga akan bertambah besar.

Kalaupun kandungan ini akan dipertahankan, menurut dokter spesialis, saya tetap akan mendapatkan bayi yang tidak normal yang pertumbuhannya terbelakang. Itu merupakan satu pukulan yang cukup berat bagi kami. Dokter mengatakan kalau pendarahan saya ini tidak berhenti juga maka demi menyelamatkan jiwa saya, janin ini harus digugurkan.

Jiwa saya menjerit kepada Tuhan. Saya mengatakan kepada Tuhan, kalau kandungan ini tidak sesuai dengan rencana Tuhan, Tuhan boleh ambil. Tapi saya tidak mau tangan manusia yang membunuh janin ini. Suami saya setiap hari membawa saya dalam doanya, dia membawa wajahnya bersujud menyembah Tuhan. Dia berdoa, jika Tuhan yang sudah memberi janin maka Tuhan juga dapat menolong kami keluar dari keadaan ini. Akhirnya Tuhan mendengar doa kami, pendarahan saya berhenti setelah memakan waktu 26 hari. Setiap bulan secara rutin saya memeriksakan kandungan ke dokter.

Menurut dokter sesuatu yang aneh telah terjadi. Janin saya tetap bertumbuh walau kondisi fisik saya buruk sekali. Usia saja yang 37 tahun adalah usia resiko tinggi untuk mengandung. Tapi anehnya janin saya bertumbuh seperti janin orang lainnya, detak jantungnya kedengaran kuat sekali, janin yang sehat.

Walau demikian ibu Sarah diperhadapkan dengan vonis dua kali operasi. Pertama, operasi caesar karena Sarah diperkirakan tidak dapat melahirkan dengan normal yang disebabkan tertutupnya pintu rahim oleh tumor tersebut. Yang kedua adalah operasi pengangkatan rahim. Operasi pengangkatan tumor saja akan menimbulkan lubang karena posisi tumor tepat berada pada dinding rahim, ini dapat menimbulkan pendarahan yang parah. Demi keselamatan hidupnya, rahim Sarah harus diangkat dengan operasi. Keputusan yang sangat berat bukan saja bagi Sarah namun juga bagi suaminya, bapak Balwhinder Dillon.

Balwhinder bergumul dalam doa bagi keadaan istrinya. Saya bersujud kepada Tuhan, saya mengandalkan Tuhan, berseru kepadaNya. Dalam doa kami yakin bahwa Tuhan pasti memberi jalan keluar.

Dalam keadaan dihantui ketakutan, Sarah datang pada Tuhan.
Setiap kali saya takut, maka yang saya minta kepada Tuhan ialah supaya hati saya ini percaya kepada kasih Tuhan. Saya hanya minta, berikan saya hati yang tidak meragukan kasih Tuhan. Dan dengan kekuatan itulah saya bertahan dan merasakan damai. Saya merasakan Tuhan menguatkan hati saya. Saya mengucap syukur untuk suami yang setia mendampingi saya, berdoa, menghibur dan memberi saya kekuatan. Saya sangat bersyukur untuk anak-anak yang ikut menguatkan hati saya.

Sesungguhnya Tuhan selalu mendengar doa umatNya. Sarah kembali difoto USG saat kandungannya berusia 8 bulan. Ternyata menurut dokter kepala bayi sudah masuk ke dalam bagian panggul. Kenyataan ini memberi kemungkinan kepada Sarah untuk dapat melahirkan tanpa harus melalui operasi caesar. Akhirnya tanggal 15 Februari 1995 tibalah waktunya baginya untuk melahirkan anak ketiganya itu.

Waktu akan melahirkan terjadi lagi sesuatu yang ajaib yang berasal dari Tuhan. Proses melahirkan itu begitu mudahnya. Begitu saya selesai melahirkan, dokter datang dan mengatakan bahwa saya memiliki seorang bayi laki-laki dan bayi ini normal. Terima kasih pada Tuhan.

Bayi yang lahir karena mujizat itu menghadirkan sukacita yang besar bagi keluarga ini. Anak itu lalu diberi nama John Dhillon. Sukacita mereka tidak berhenti sampai disitu.

Setelah saya melahirkan, dokter kembali untuk memeriksa dan melihat kondisi tumor yang ada. Akhirnya saya tanya kepada dokter itu, bagaimana keadaan myom saya. Dokter itu mengatakan bahwa dia tidak bisa menemukan tumor itu lagi! Langsung saya mengatakan bahwa Tuhanlah yang sudah mengangkat tumor itu. Saya bersyukur pada Tuhan karena saya bisa melahirkan dengan normal. Saya adalah orang yang takut untuk dioperasi, dan Tuhan mengerti ketakutan saya. Tuhan meluputkan saya dari keadaan yang saya takuti. Kesehatan saya dan anak yang saya lahirkan semuanya normal.

Balwhinder Dhillon sungguh bersukacita dengan dua keajaiban tersebut.
Setelah saya menyaksikan bahwa istri saya dapat melahirkan dengan normal tidak ada kata lain, pertama-tama saya mengucap syukur pada Tuhan. Oleh karena campur tangan Tuhanlah semua itu boleh terjadi.

Saat ini Sarah dapat melakukan aktivitasnya dengan baik sementara John Dhillon bertumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria tanpa mengalami gangguan sedikitpun. Keluarga Balwhinder dan Sarah menjalani hari-hari mereka dalam kasih dan penyertaan Tuhan.

Dalam Kristus saya mengerti apa artinya kebesaran Tuhan itu. Dalam Yesus, saya tidak hanya bisa menyatakan bahwa Tuhan itu hidup tetapi saya menikmati bahwa Tuhan itu hidup. Tuhan itu nyata dalam Kristus, itu yang saya nikmati benar.

Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah. Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri. (Ulangan 10:20-21)

Sumber Kesaksian: Sarah Phubinder Dhillon

Sumber : V120402161923
Halaman :
1

Ikuti Kami