Franz Magnis: Minoritas Jangan Menganggap Diri Korban

Internasional / 3 April 2012

Kalangan Sendiri

Franz Magnis: Minoritas Jangan Menganggap Diri Korban

PrincessPina Cahyonoputri Official Writer
3391

Salah satu kekayaan Indonesia adalah kemajemukan masyarakatnya dalam hal agama, bahasa, budaya dan sebagainya, namun sayangnya hal itu justru memicu pertikaian. Kerukunan antar agama umat beragama seakan sebuah idealisme yang sulit untuk diterapkan di negara yang mengusung Pancasila sebagai dasar negaranya.

Dalam seminar “Kebebasan Beragama Atau Kerukunan Beragama?” yang diselenggarakan di Aula Jhon Calvin, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 31 Maret 2012 yang lalu, salah satu pembicara yang juga merupakan mantan rektor Sekolah Tinggi Filsafat Driyakara, Prof. Dr. Franz Magnis Suseno mengungkapkan, tidak akan ada kerukuan antar umat beragama tanpa adanya kebebasan beragama.

Untuk menghargai perbedaan yang ada, Franz menghimbau umat kristiani sebagai masyarakat minoritas untuk tidak bersikap sebagai korban dari mayoritas sehingga minta untuk dikasihani. Sebaliknya, umat kristiani harus meneladani sikap hidup Yesus Kristus. “Minoritas jangan melihat diri sebagai korban, tetapi berikanlah sikap hidup seperti Yesus Kritus yang berani menempuh jalan salib,” ungkap Franz.

Franz Magnis juga mengungkapkan beberapa implikasi yang harus diterapkan untuk menjaga kerukunan antar umat beragama, salah satunya adalah masyarakat harus bisa bertindak beradab karena inilah yang menjadi pembeda antara manusia dengan ciptaan Tuhan yang lain.

“Masyarakat harus bertindah dengan beradab, karena ini yang membedakan manusia dengan binatang,” ungkap Franz. Salah satu contoh hidup yang beradab adalah dengan melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan.

Franz juga menghimbau pemerintah untuk bisa berpartisipasi dalam menjaga kerukunan antar umat beragama, dimana pemerintah harus memegang monopoli kekerasan, sehingga tidak memperkenankan oknum-oknum masyarakat manapun yang menggunakan kekerasan sebagai jalan keluar, khususnya yang berkaitan dengan agama. Pemerintah juga berkewajiban untuk mendidik masyarakat untuk membangun sikap Pancasila.

Dalam suasana Paskah ini, mari kita meneladani pengorbanan Kristus, dimana dalam pengorbananNya di kayu salib, Yesus tidak menjadikan diri-Nya sebagai korban karena Dia tahu apa yang dilakukannya itu adalah untuk menyelamatkan umat manusia. Sikap itulah yang harus kita miliki, dimana setiap intimidasi, tekanan atau kekerasan yang kita terima karena mempertahankan iman, adalah sebuah kehormatan dan kebanggaan tersendiri.

Sumber : jawaban.com-vcahyonoputri
Halaman :
1

Ikuti Kami