Adat Istiadat Pasangan, Musuh Atau Sahabat?

Marriage / 27 March 2012

Kalangan Sendiri

Adat Istiadat Pasangan, Musuh Atau Sahabat?

Budhi Marpaung Official Writer
5701

Ada sebuah pepatah menarik mengenai pernikahan yang diungkapkan oleh Dave Meurer, penulis buku ‘Daze of Our Wives’: “Perpaduan pasangan ideal dalam ikatan pernikahan bukanlah kunci keberhasilan perkawinan; pembelajaran pasangan tersebut untuk saling menghargai dan menyukai perbedaan di antara merekalah yang membuat perkawinan itu langgeng”.

Jika kita mengamati tulisan tebal diatas maka kita dapat mengerti bahwa ‘saling menghargai’ dan ‘menyukai perbedaan’ merupakan kunci keberhasilan sebuah rumah tangga.

Di Indonesia yang kaya dengan beragam kebudayaan, pernikahan lintas suku merupakan hal yang lazim terjadi. Pria Batak memiliki istri dari Manado, lalu wanita dari Ambon menikahi pria dari suku Jawa dan masih banyak yang lainnya lagi. Hal ini bukan lagi menjadi hal yang aneh atau mengherankan untuk dilakukan.

Meski begitu, hal ini tak lantas menjadikan segala sesuatunya berjalan dengan baik. Salah satu persoalan yang timbul di rumah tangga lintas suku adalah adaptasi dengan budaya atau adat istiadat pasangan. Harus diakui, ini adalah hal yang cukup berat, apalagi jika budaya diantara keduanya sangat bertolak belakang.

Mungkin saja saat Anda dan pasangan belum menikah, perbedaan dalam hal adat ini sudah pernah dibicarakan. Namun ketika masuk ke dalam pernikahan, seringkali Anda mendapati masalah adat dan kebudayaan pasangan ini tidak sesimple dan segampang yang Anda bayangkan sebelumnya. Dan banyak pasangan suami istri yang akhirnya terjebak dalam konflik berkepanjangan akibat tidak terselesaikannya masalah ini karena melibatkan keluarga besar dimana Anda sudah menjadi bagian di dalamnya.

Oleh sebab itu, hal pertama ketika Anda di dalam situasi seperti ini adalah jangan bersikap anti. “Alergi’ dengan adat istiadat atau budaya pasangan Anda akan membuat Anda susah untuk masuk ke dalam kehidupannya secara utuh. Karena pernikahan tidak hanya melibatkan Anda dan pasangan semata namun juga keluarga besar dari kedua belah pihak yang membawa adat istiadat dan budayanya masing-masing.

Hargailah perbedaan yang ada karena Anda sudah terikat di dalam pernikahan yang disatukan oleh Tuhan. Terimalah dengan tulus hati adat istiadat atau budaya pasangan Anda – mungkin Anda tidak dapat melakukannya seketika dalam waktu singkat, namun mulailah dengan perlahan-lahan. Bertanyalah dengan pasangan Anda bila ada adat istiadat atau budaya yang membuat Anda bingung atau tidak berkenan di hati. Jangan ambil kesimpulan dari pengetahuan yang Anda miliki, tetapi dapatkan informasi secara jelas apa maksud dari adat istiadat atau budaya dari pasangan Anda. Bila Anda tetap tidak berkenan, maka utarakan itu dengan penuh hormat (tanpa menyakiti hati perasaan pasangan).

Setelah ini sudah Anda lakukan maka langkah selanjutnya adalah naikkan penerimaan Anda akan adat istiadat atau budaya pasangan Anda ke tahap suka. Cari apa yang menarik dari adat istiadat atau budaya pasangan Anda, terlibatlah dalam kegiatan-kegiatan yang menyangkut adat istiadat atau budaya pasangan Anda. Sebisa mungkin, jalinlah persahabatan dengan keluarga besar dari pasangan Anda karena ini sangat membantu Anda untuk mencintai adat istiadat atau budaya pasangan Anda.

Adat istiadat atau budaya dari pasangan kita bukanlah musuh kita. Ia justru adalah sahabat kita karena itu adalah bagian yang takkan pernah terpisahkan dari pasangan kita. Adat istiadat atau budaya adalah identitas yang dianugerahkan Tuhan kepadanya. Ketika kita mau menerima bagian dari kehidupan pasangan kita maka itu sama saja kita menerima dirinya secara utuh.

Sumber : Jawaban.com /bm
Halaman :
1

Ikuti Kami