Irak Hukum Rajam Anak Bergaya Punk dan Emo

Nasional / 13 March 2012

Kalangan Sendiri

Irak Hukum Rajam Anak Bergaya Punk dan Emo

daniel.tanamal Official Writer
9289

Berita menyedihkan datang dari Irak. Dilaporkan sebanyak 14 orang yang tergolong remaja, tewas akibat dihukum rajam. Mereka dihukum hanya karena bergaya dandanan ala Punk dan Emo. Gaya seperti ini dianggap milisi garis keras Syiah sebagai gaya kebarat-baratan.

Dilaporkan Reuters, belasan jasad remaja itu dibawa ke tiga rumah sakit di timur Baghdad, dengan trauma fisik mirip, bekas dilempari dengan batu atau bata hingga tewas. "Minggu lalu aku menandatangani sertifikat kematian tiga remaja. Aku menuliskan, kematian disebabkan tengkorak kepala retak. Sebuah pukulan yang sangat kuat ke kepala korban menyebabkan keretakan, menghancurkan tengkorak korban." kata seorang dokter di al-Kindi.

Bahkan ditemukan daftar nama-nama remaja yang jadi target pembunuhan, jika mereka tak mengubah cara berpakaian, di lokasi di mana perajaman terjadi. Salah satunya seperti di Sadr City, yang berisi 20 nama target. "Kami adalah Brigade Kemarahan. Kami memperingatkanmu, jika tidak mau kembali waras dan ke jalan yang benar, kau akan dibunuh." Begitu bunyi pesannya.

Diduga juga hal ini terjadi atas respon terhadap sikap Kementerian Dalam Negeri Irak yang memberi label "setan" untuk siapapun yang bergaya Punk dan Emo, dan memerintahkan kepolisian untuk mengambil tindakan untuk menghapusnya. "Mereka menggunakan pakian ketat, dengan logo tengkorak. Mereka menggunakan alat sekolah berlogo tengkorak, memakai anting di hidung dan lidah. Penampilan mereka juga aneh."


Namun tindakan tersebut juga mengundang reaksi dan kecaman dari ulama terkemuka Syiah, Abdul-Raheem al-Rikabi yang justru mengutuk perajaman tersebut. "Fenomena yang menyebar di kalangan anak muda, seharusnya ditangani melalui dialog dan cara damai, bukan dengan kekerasan fisik," kata dia.

Inilah akibat sikap paranoid berlebihan terhadap dunia anak muda yang telah berevolusi secara cepat dan tingkat pemahaman kaum senior yang sulit untuk menerima perubahan itu. Pendekatan dialogis dengan menyentuh hati mereka, seharusnya dilakukan. Bukan dengan cara membunuh yang akan meningkatkan kebencian kalangan muda dan dunia bertambah hebat terhadap pemerintah Irak.

Sumber : Reuters - niel
Halaman :
1

Ikuti Kami