Hanya Dari Es Krim, Pertobatan Dimulai di Thailand (1 of 2)

Internasional / 13 March 2012

Kalangan Sendiri

Hanya Dari Es Krim, Pertobatan Dimulai di Thailand (1 of 2)

Lois Official Writer
5617

Ada seorang ibu penjual es krim di Thailand yang seorang begitu penuh kasih. Sambil membuat es krim, dia pun berdoa agar setiap orang yang membeli dan makan es krimnya akan mengalami perubahan hidup karena dia tahu es krimnya merupakan senjata yang dashyat. dia akan berdoa dengan menumpangkan tangan kepada es krimnya setiap hari. Dan setiap orang yang membeli es krimnya, dia akan mendoakan mereka. Mereka seperti mengalami kebangkitan rohani, penjualan es krimnya pun meningkat.

Tempat berjualan es krim ibu ini ada di dekat kantor gubernur. Setiap hari ketika dia lewat ke kantor gubernur, dia akan berdoa dan melemparkan berkat. Meski orang lain memandang rendah gubernur ini, ibu itu berdoa baginya. Suatu hari, gubernur Thailand yang terkenal dengan korupsinya itu, menyetop mobilnya dan membeli es krim ibu ini. Awalnya ibu ini tidak tahu siapa orang yang membeli es krimnya itu. Tapi si ibu ini tetap memintanya untuk datang ke gerejanya. Si gubernur yang beragama lain, menyetujui datang ke gerejanya. Datanglah gubernur Thailand ke gereja si ibu. Ibu ini pun lupa memberitahukan pendetanya kalau dia mengundang seseorang.

Pada hari itu, pendetanya berkhotbah tentang korupsi. Setelah beberapa menit berkhotbah, dia baru melihat ada gubernur yang terkenal korupsi itu. Pendeta itupun segera berdoa. “Tuhan, haruskah aku mengubah bahan khotbahku?” Tapi Tuhan bertanya kembali, “Mengapa kamu mau mengubah khotbahmu?” Dia menjawab, “Karena saya orang asing, mungkin passport saya akan ditahan.” Tapi akhirnya pendeta tersebut tetap melanjutkan khotbahnya. Si gubernur pun kelihatan tidak senang.

Tiga hari kemudian, si gubernur telepon. “Tiga hari yang lalu saya datang ke gereja kamu dan kamu berkhotbah tentang korupsi. Saya sangat tidak senang.” Kata gubernur itu. Tentu ini membuat pendetanya dag dig dug. Lalu gubernur itu melanjutkan, “Kamu tahu kenapa saya tidak suka? Karena sebelumnya saya sudah mengambil uang US$1 juta di rumah sakit dan setelah itu saya mendengar kamu berkhotbah. Saya mengerti untuk pertama kalinya. Saya tidak mengambil ini dari rumah sakit tapi dari semua orang yang membutuhkan. Menurut kamu, apakah Yesus bisa mengampuni saya?” cerita gubernur itu.

Singkat cerita, pendeta memintanya berdoa kepada Tuhan dan memintanya mengembalikan uang tersebut. Si gubernur lalu mengembalikan uang tersebut kepada direktur rumah sakit di hadapan direktur kontraktor. Melihat itu, direktur kontraktor pun mengembalikan uang hasil korupsinya sebanyak US$500 ribu. Direktur RS kebingungan, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dikatakan. Gubernur pun menyarankan untuk memberikan uang itu kepada mereka yang membutuhkan, agar rakyat miskin di sana mendapatkan air bersih.

Setelah itu, gubernur itu melakukan perubahan-perubahan yang dashyat. Dia bertanya pada pendetanya apa yang harus dia lakukan untuk memperbaiki keadaan di sana. Gubernur itu mengadakan pesta. Kepala polisi yang tidak disukai oleh semua orang, diundang juga dalam pesta., Tidak ada khotbah di tempat itu, hanya doa agar pemerintah setempat mengijinkan pencarian polisi-polisi baru yang kompeten. Kepala polisi kemudian bercerita bahwa ijin itu keluar dan anehnya jumlahnya sesuai dengan angka yang didoakan pendeta.

Dari satu orang ibu penjual es krim, Thailand diperbaharui satu demi satu pejabatnya. Hal itu juga bisa berlaku di Indonesia. Yang perlu kita lakukan adalah dengan menjadi umat percaya yang berusaha tapi sambil berdoa dan menggembalakan domba yang hilang.

 

Related Story :

Ed Silvoso : Jadilah Umat Kristen yang 3 In 1

Sumber : jawaban.com/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami