Rok Mini, Antara Syahwat dan Moralitas Anggota DPR

Nasional / 7 March 2012

Kalangan Sendiri

Rok Mini, Antara Syahwat dan Moralitas Anggota DPR

Puji Astuti Official Writer
4020

Gedung DPR dibuat heboh karena munculnya larangan penggunaan rok mini. Ketua DPR Marzuki Alie memandang bahwa perempuan yang berpakaian tak pantas akan memicu kasus asusila. Ia pun menegaskan bahwa adanya larangan tersebut untuk memperbaiki “citra” DPR.

"Kita tahu banyak sekali terjadinya perkosa, kasus-kasus asusila itu, karena perempuannya tidak berpakaian yang pantas sehingga membuat hasrat laki-laki menjadi berubah. Itu yang harus dihindari. Namanya laki-laki, pakaian tidak pantas yang itu menarik laki-laki, akhirnya berbuat sesuatu," demikian pernyataan Alie yang dirilis Kompas.com, Selasa (5/3) lalu.

Namun pernyataan Ketua DPR tersebut dianggap merendahkan perempuan oleh politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari.

“Jadi hulunya di mindset laki-laki, jangan merendahkan perempuan seolah-olah obyek seksual para laki-laki," demikian ungkap Eva yang merupakan anggota Komisi III DPR, Selasa (6/3).

Eva mencontohkan bahwa di negara seperti Arab Saudi dimana para perempuannya menggunakan pakain tertutup namun kasus pemerkosaan tetap terjadi. Sebaliknya di Skandinavia, negara yang membebaskan warganya berekspresi malah tingkat perkosaannya amat rendah.

Lain lagi tanggapan Rieke Diah Pitaloka, artis yang dikenal sebagai  “Oneng” dalam sebuah sinetron itu menyetujui aturan untuk berpakaian sopan tapi sifatnya hanya dalam bentuk himbauan. Tetapi santernya isu rok mini ini malah membuat Rieke yang anggota komisi IX DPR tersebut menduga hal ini sengaja dibuat untuk pengalihan isu agar anggota dewan lupa dan lalai terhadap desakan masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM.

Menurut Rieke, secara etika moral politik, anggota DPR lebih tidak sopan dan tidak bermoral jika menyetujui kenaikan BBM karena rakyat yang akan mengalami dampaknya secara langsung.

Sungguh menyedihkan memang, saat rakyat berteriak meminta wakil rakyat peduli dengan nasib mereka jika harga BBM dinaikkan,  tetapi wakil rakyat malah sibuk mengurusi rok mini. Apakah politik “pencitraan” sudah begitu tidak bermoralnya hingga mengorbankan nasib rakyat, karena anggota DPR hanya sibuk memikirkan masalah syahwat? Bagaimana pendapat Anda. 

Sumber : Kompas.com | Okezone.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami