Penderitaan Keluarga Korban yang Dibakar Massa

Internasional / 29 February 2012

Kalangan Sendiri

Penderitaan Keluarga Korban yang Dibakar Massa

Lois Official Writer
4205

Kejadian tragis di Kutalimbaru, Deliserdang, Minggu (26/2) malam, menyisakan duka yang mendalam oleh keluarga dua korban yang tewas dibakar massa, Ricardo Sitorus dan Marco Siregar. Pada Posmetro Medan (grup Sumut Pos), S Sitorus (50) ayah korban mengaku Ricardo pamit untuk pergi ke gereja pukul 16.00 di hari Minggu itu. “Mau gereja di GBI Medan Plaza katanya, sudah mau diantarnya pun saya partamiangan (ibadah, red) tapi saya bilang tak usah karena saya takut mengganggu ibadahnya,” ujar Sitorus dengan wajah sembab dan berlinang air mata. Itulah terakhir kali Sitorus bertemu putra tercintanya.

Sitorus mengaku malam harinya sekitar pukul 20.00 WIB ia menelepon handphone Ricardo tapi tak ada jawaban. Sekitar pukul 04.00 WIB, Effendi Hutasoit personel Reskrim Polresta Medan yang juga teman korban datang ke rumah korban. “Katanya anak saya sudah mati dibakar orang,” urainya sambil berlinang air mata. “Itu anak saya, saya tahu dia. Nggak mungkin dia mencuri lembu, dia bukan pencuri lembu. Anak saya usaha rental mobil,” tuturnya. Selain itu, Ricardo juga bekerja honorer di PD Pasar Simalungun.

Begitu juga pengakuan keluarga Marco. “Katanya mau gereja, Bang,” ujar Putra (17) adik Marco saat disambangi di rumahnya. “Karena personel Polsek minim membuat warga terus menganiaya Ricardo dan Marco. Massa kemudian menyeret keduanya ke bawah kendaraan yang sudah dibalikkan,” jelas Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Raden Heru Prakoso. Mobil yang terbalik tadi, dibalikkan kembali lalu massa membakar mobil tersebut hingga menewaskan Ricardo dan Marco. Keduanya tewas di TKP akibat luka bakar yang cukup parah.

Ini peringatan bagi kita semua, jangan cepat menghakimi. Mungkin kita frustasi karena kekecewaan akan hukum di Indonesia, tapi tidak berarti membuat kita jadi manusia yang biadab. Mereka yang tak layak menerima perlakuan kejam seperti itu akhirnya yang menjadi korban. Mungkin ketidakadilan merajalela, tapi biarlah kebaikan, kejujuran, dan kemurnian hati tetap melekat di bangsa kita.

Sumber : hariansumutpos/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami