Apa Jadinya Jika Dua Orang Dipersatukan Oleh Narkoba dan Sex Bebas?

Family / 15 February 2012

Kalangan Sendiri

Apa Jadinya Jika Dua Orang Dipersatukan Oleh Narkoba dan Sex Bebas?

Lois Official Writer
13358

Lexi Alexander tidak takut pada siapapun, perempuan maupun obat-obatan merupakan makanannya sehari-hari. Dia tidak pernah membayar jika mau ke kelab-kelab malam, apalagi dia selalu membawa anak buahnya. Suatu hari, Lexi bertemu dengan Sukmawati. Dia ingin mempermainkan Sukma karena dia yakin bisa mendapatkannya. Siapakah sebenarnya Sukma ini?

Sukmawati Salakai dari kecil tinggal bersama om tantenya. Dia selalu dituduh oleh tantenya ini dari kecil. Karena itulah, dia selalu merasa tertolak dan dirinya jelek. Dia bertekad harus kerja dan punya banyak uang supaya bisa bersenang-senang. Saat dia memasuki SMA, ada seorang cowok yang begitu perhatian kepadanya. Yang menjemputnya ke sekolah dan selalu ada di saat dia sedang susah.

Pada saat itu, si pria ini mengajaknya untuk melakukan hubungan intim. Sukma tahu bahwa dia tak boleh melakukannya. Namun, mereka pun melakukannya. Semenjak itu, Sukma berpikir bahwa dirinya harus bersama pria tersebut karena dia sudah melakukannya bersama pria itu. Selama lebih lima tahun, mereka terus menerus melakukan hubungan suami istri dimana mereka seharusnya tidak boleh melakukannya. Suatu hari, Sukma pun hamil.

Pria tersebut menyarankannya untuk menggugurkan anak yang ada di tubuhnya itu, namun Sukma masih tidak setuju. Suatu hari, dia mendatangi rumah laki-laki itu. Dia tetap menagih janji kepada pria itu dan berharap laki-laki itu bertanggung jawab. Namun, laki-laki itu malah tidak merasa bertanggung jawab. Saat itu, Sukma kembali merasa dirinya menjadi kecil lagi, menjadi orang yang tidak berharga. Saat itu dia merasa begitu terhina dan menjadi bulan-bulanan, dicampakkan dan diperlakukan seenaknya oleh orang lain.

Dengan terang-terangan, pria tersebut akhirnya tidak mau bertanggung jawab. Sukma laksana orang gila dengan hanya memakai daster tanpa alas kaki dia berjalan kaki untuk mencari pria tersebut. Dia pun memutuskan untuk pergi dari rumahnya dan melampiaskan rasa kecewanya ke dunia malam. Dari situlah, dia merasa hidupnya bisa seperti orang kaya. Dia mabuk-mabukan dan memakai narkoba hampir setiap malam. Di sanalah dia kemudian bertemu dengan Lexi Alexander, yang kini menjadi suaminya.

“Buat saya, kehidupan seks itu merupakan hal yang biasa. Pergaulan saya itu sudah begitu,” cerita Lexi. Ketika dia melihat Sukma, dia pun ingin melakukan hal seperti itu. Malam itu juga, malam pertama mereka berkenalan, Lexi mengajaknya melakukan hubungan intim. Bagi Lexi, hal itu memang hal yang biasa. Bagi Sukma yang sudah tawar hatinya pun, hal itu tidak lagi menjadi masalah.

Meskipun Lexi suka memberinya hadiah, Sukma tidak merasa berpacaran ataupun mencari suami. “Saya tidak berpikir untuk pacaran, apalagi menikah. Saya sudah berprinsip tidak mau menikah, saya tidak mau pacaran. Saya hanya hidup untuk senang-senang saja.” Namun lama kelamaan Sukma melihat kegigihan Lexi dalam mengejarnya. Jika dulu, pria di masa lalunya yang baik-baik, penurut, penuh perhatian, dan kata-katanya manis namun ternyata memahitkan hatinya. “Mungkin kalau sekarang saya dapatnya orang tak baik, jika kita jadi satu mungkin nanti jadi baik kali ya. Jadinya saya coba-coba,” jelas Sukma tentang perasaannya kepada Lexi. Akhirnya, mereka pun menikah.

Apa jadinya ketika dua orang dengan masa lalu yang kelam dipersatukan? Akankah kebahagiaan menjadi milik mereka? “Memang, saya merasa bahagia sekali, saat kita baru menikah. Tapi yang sakit lagi, keadaan ekonomi saya karena saat itu saya belum bekerja.” cerita Lexi kemudian.

Jika dulu, meskipun tidak punya uang setidaknya Sukma masih bisa makan, namun semenjak menikah dengan Lexi, dia merasa benar-benar miskin dan sampai-sampai tidak bisa makan. Meskipun begitu, ada sisi baik dari Lexi. Dia seorang yang ulet sehingga mereka bertekad membangun rumah tangga lebih baik lagi.

Di tahun kedua pernikahan mereka, mereka dibukakan jalan dan akhirnya mereka mendirikan jasa pengiriman alat berat, truk-truk untuk tambang batu bara. Semakin hari harta kekayaan mereka terus bertambah dan bertambah. Dengan penghasilan yang bertambah itu, mereka bertambah gila. Setiap hari mereka party dan minum-minum. Mereka memanggil orang yang banyak dan mabuk sampai pagi. Belum puas di rumah, mereka pergi ke bar. Sampai akhirnya, mobil terpaksa dijual untuk menutupi kesenangan yang mereka rasakan.

Suatu hari, saat mereka sedang dalam perjalanan mengirimkan barang-barang, tiba-tiba Sukma merasa sesak nafas. Dia berusaha untuk bernafas melalui mulut. Lexi pun panik melihatnya. Saat sakit seperti itu, dia ingat akan perkataan Pak Gideon yang mengatakan bahwa Yesus itu penyembuh. “Marilah kepadaKu semua orang yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu,” kata Pak Gideon waktu itu mengutip salah satu ayat di dalam Alkitab. Sukma pun berdoa di dalam hatinya. “Tuhan, tolong aku Tuhan, aku kenapa Tuhan? Ampuni aku, Tuhan…”

Sukma dibawa ke rumah sakit, ternyata paru-parunya penuh dengan air. Menurut dokter, jika paru-parunya itu penuh air, seharusnya si penderita sudah meninggal. Memang keajaiban terjadi. Dalam beberapa minggu kemudian, keadaan Sukma mulai membaik. Di sinilah dia menyadari sesuatu yang sangat penting.

“Saya menyadari sakit saya ini karena perbuatan di masa lalu saya (yang suka mabuk-mabukan). Saya tidak pernah berbuat kebenaran yang ada di firman Tuhan.” kata Sukma. Sukma pun mengungkapkan kepada suaminya untuk berubah. Pak Gideon, yang dulu merupakan pembimbing pra nikah mereka pun membimbingnya untuk belajar berdoa. “Tuhan, ampuni dosaku Tuhan. Pulihkanlah aku, Tuhan. Pulihkan juga suamiku Tuhan.”

Niatnya untuk berubah, tidak mudah. Kesabarannya pun diuji. Ada wanita yang menelepon telepon genggam suaminya dan akhirnya tamparan pun melayang ke wajah suaminya. Lexi tidak tinggal diam. Merasa harga dirinya sebagai laki-laki dilukai, dia pun meninju Sukma. Sukma balik memukul lagi, begitu juga Lexi, dia pun membalasnya kembali. Meski pada dasarnya sayang kepada Sukma, Lexi tidak pernah suka jika ada perempuan yang terlalu berani.

Setelah kekerasan dalam rumah tangga itu terjadi, Sukma kemudian mengambil handphone dan menelepon Pak Gideon. Betapa kagetnya Pak Gideon melihat rumah mereka yang seperti lapangan terbang yang habis kena bom. “Saya sampaikan, memang tidak pernah ada yang cocok dalam kehidupan rumah tangga. Yang ada adalah saling mengerti. Karena kalau semua berharap cocok, tidak akan ketemu. Kita harus belajar, tidak hanya mencintai kelebihannya tapi juga kelemahannya. Karena apa yang sudah dipersatukan Allah, tidak bisa diceraikan manusia.” Kata Pak Gideon waktu itu. Sekali lagi, rumah tangga mereka berhasil diselamatkan.

Apakah setelah itu mereka baik-baik saja? Ketika itu keponakan Lexi datang dan mengajaknya ke karaoke. Di tempat ini, mereka juga menyewa wanita malam. Sukma yang entah bagaimana tahu dimana keberadaan mereka, langsung datang dan mendobrak pintu karaoke dan melihat suaminya sedang berpelukan dengan perempuan sambil bernyanyi.

“Saya tidak percaya, kalau itu suami saya yang tadi pagi itu mencium saya, yang tadi pagi baru saja memeluk saya. Malam harinya saya melihat dia berpelukan dengan perempuan lain, seorang perempuan pelacur.” cerita Sukma.

“Jangan pikir hanya papa yang bisa gila. Mama juga bisa gila,” kata Sukma kepada Lexi ketika itu. Apa yang dilakukannya kemudian sungguh di luar dugaan. Dia membuka baju dan celananya kemudian berjalan ke luar ke jalanan, hanya dengan berpakaian pakaian dalam. Mereka yang ada di dalam ruangan pada waktu itu, langsung mengejar Sukma dan mengenakan pakaiannya kembali.

Itulah yang akhirnya menyadarkan Lexi untuk tidak berbuat macam-macam lagi. Dia takut jika hal seperti itu terjadi lagi. “Langsung saya itu kapok. Langsung saya merasa dia itu seorang istri yang mencintai seorang suami.” kata Lexi.

Lexi lebih disadarkan lagi ketika mereka pergi ke Yerusalem. Di situ Lexi mengenal Tuhan Yesus lebih lagi. Pada waktu mereka diajak melihat tempat Yesus disalibkan, Lexi kemudian teringat kembali akan film tentang penyaliban tentang Tuhan Yesus. Di sana dia merasakan bagaimana besarnya kasih Tuhan di dalam hidupnya dan dia pun menangis. “Bagaimana ya kalau manusia digituin ya?” tanya di dalam hati. Setelah pulang dari sana, Lexi mulai merenungkan betapa menderitanya Tuhan, betapa sakitnya Tuhan sampai akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti Tuhan Yesus.

Memang benar, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Seburuk apapun kehidupan Lexi dan Sukma, mampu Tuhan ubahkan. “Dulu saya sering  merasa sakit hati. Saya mencari obat untuk rasa sakit hati saya itu dengan bermabuk-mabukan dan mencari banyak uang untuk mencari kesenangan. Tapi jawabannya ternyata bukan itu. Kebahagiaan itu ada di dalam Yesus. Yesuslah yang memberi saya kasih, memberi saya kesembuhan. Sekalipun suatu saat nanti, saya dikecewakan. Saya yakin bisa mengampuni karena kasih Yesus ada di hati saya dan kasih Yesus sudah bertumbuh di dalam jiwa dan diri saya.” kata Sukma.

Keluarga mereka dipulihkan. Kasih Yesus yang memenuhi dan mencukupi segalanya. Kini bersama anak-anak mereka, mereka dapat merasakan sukacita yang sejati. Mereka berdua sudah dipulihkan. Ketika Tuhan sudah menjamah hidup seseorang, maka kasih Tuhan akan terus bekerja sampai pemulihan terjadi.

Sumber Kesaksian : 

Lexi Alexander dan Sukmawati Salakai

Sumber : V120214103247
Halaman :
1

Ikuti Kami