Kisah 9 Korban Xenia Maut

Nasional / 24 January 2012

Kalangan Sendiri

Kisah 9 Korban Xenia Maut

Lois Official Writer
4762

Sebuah Xenia hitam yang dikemudikan oleh Afriyani Susanti (39) ini melaju dengan kecepatan tinggi, sempat oleng hingga akhirnya menghantam para pejalan kaki di trotoar dan halte. Sembilan orang meninggal dunia akibat kecelakaan itu dan lima korban lainnya mengalami luka-luka. Namun, di balik kisah tragis itu, ada kisah-kisah kehidupan kesembilan orang yang meninggal dunia tersebut. Inilah kisahnya.

Wawan Hermawan
Wawan (25) merupakan tulang punggung keluarganya. Ibu Wawan, Ny. Aam sangat terpukul atas kejadian yang menimpa anaknya itu. Pihak keluarga tidak menyangka bisa meninggal dunia secara tragis. Wawan adalah salah satu anak kebanggaan keluarga, tewas ditabrak Xenia pada Minggu (22/1) siang itu.

Ujay, Firmansyah, M. Akbar, dan Ari
Tentunya ada kehilangan besar yang dirasakan keluarga besar saat keempat orang ini yang bernama Moch Hudzaifah al Ujay (16), sepupunya Firmansyah (21), M. Akbar (22), dan Ari (16) meninggal dunia. Mereka baru saja selesai berolahraga di kawasan Monumen Nasional. Maksud hati untuk menyehatkan badan, namun Xenia merenggut nyawa mereka.

Suyatmi dan Pipit Alfia Fitriasih
Yasin Rifai (57) harus merelakan istrinya, Suyatmi (55) dan Pipit (18) meninggalkan dirinya untuk selamanya. Saat ditemui Yasin masih sangat syok dan terlihat jelas tubuhnya gemetar saat berdiri di samping jenazah istrinya.

Yusuf Sigit dan Nanik Riyanti
Seumur hidup, Teguh Hadi tak akan melupakan kejadian Minggu pagi itu. Rencana indah untuk berlibur bersama keluarga di kawasan Monas berubah jadi tragedi mengerikan. Yusuf Sigit (2.5), putra tunggal Teguh, meninggal dalam dekapan sang ayah setelah tubuh mungil itu terpental dari gendongan ibunya saat Xenia hitam bernopol B 2479 XI itu menghantam 13 orang pejalan kaki di depan Kantor Kementerian Perdagangan. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai kuli ini tak percaya putranya telah tiada hanya dalam waktu yang singkat. Ia masih terus berusaha memberikan botol susu untuk Yusuf, tapi bocah itu tak lagi merespon. Dengan penuh kasih, Teguh masih menggendongnya dan memberikan kecupan pada kening anaknya.

Tidak sampai di situ, ternyata istrinya yang tengah hamil 3 bulan ternyata pun pergi meninggalkan Teguh. Nanik sempat menolak diajak Teguh bermain ke Monas karena malas. Teguh pun bilang akan menggendong Nanik jika pingsan. Namun, ternyata Nanik bukan hanya ‘tidur’ sementara, tapi dia telah ‘tidur’ selamanya.

Kisah-kisah ini mengingatkan kita, maut kerap datang tanpa diduga. Tidak ada yang menyangka di hari itu, akan ada 9 orang yang meninggal karena sebuah mobil xenia. Namun, hidup terus berlanjut. Marilah kita ambil setiap hikmah yang ada dari setiap kejadian, seburuk apapun itu dan belajar dari sana. Tuhan menguatkan keluarga-keluarga yang ditinggalkan.

Sumber : berbagai sumber/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami