Sex Transformation, Pandangan Paulus Tentang Sex (2)

Marriage / 28 December 2011

Kalangan Sendiri

Sex Transformation, Pandangan Paulus Tentang Sex (2)

Puji Astuti Official Writer
6184

Dibagian pertama, sudah diungkapkan dua nasihat Rasul Paulus dalam masalah sex, yaitu kehidupan sex umat percaya haruslah berkenan kepada Allah dan memuliakan Allah. Tuhan begitu peduli dengan kehidupan sex, karena hal tersebut adalah ide-Nya. Sex bukanlah sesuatu yang jahat meskipun tidak dipungkiri dosa sudah membuat hadiah yang indah itu menjadi rusak dalam berbagai cara. Inilah hal ketiga yang Rasul Paulus ingatkan:

3. Sex yang kudus ada dalam kendali Roh Kudus

Dimanakah peran Roh Kudus dalam urusan sex? Roh Kudus akan menginsafkan dosa dalam hal pikiran dan tindakan. Tidak hanya itu, Roh Kudus juga akan memberikan pewahyuan tentang pandangan Tuhan mengenai sex.

Dalam Galatia 5:19-21 dituliskan: Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Dari pemaparan surat Galatia diatas jelas perbandingan antara perbuatan daging dan buah Roh. Perbuatan daging mengikuti hawa nafsu dan mengikuti keinginan sendiri, tetapi buah Roh adalah tentang control atau kendali, namun disini bukan kontrol atas orang lain tapi atas diri sendiri.

4. Sex kudus berjalan dalam batasan

“Supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah, dan supaya dalam hal-hal ini orang jangan memperlakukan saudaranya dengan tidak baik atau memperdayakannya. Karena Tuhan adalah pembalas dari semuanya ini, seperti yang telah kami katakan dan tegaskan dahulu kepadamu.” ~ 1 Tesalonika 4:4-6

Sex yang kudus hanya ada dalam batas pernikahan, itulah rancangan yang telah Tuhan tetapkan dari sejak mulanya. Itulah batasan pertama yang sudah Tuhan tetapkan.

Yang kedua adalah bicara tentang menghormati dan memperlakukan pasangan dengan baik, dalam hal ini Paulus menunjuk pasangan sebagai “saudara yang harus diperlakukan dengan baik”.  Hal ini mengacu kepada hubungan suami istri, seorang suami tidak boleh mengambil keuntungan dari istrinya dengan menggunakan kekuasaannya untuk memaksakan keinginannya kepada sang istri, demikian juga sebaliknya. Sebagaimana dikatakan dalam 1 Korintus 7:4, “Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.”

Seorang suami hendaklah memperlakukan istri sebagai mitra dalam Kristus yang perlu dilindungi dan memperlakukannya dengan penuh hormat sebagai sesama ahli waris kerajaan Allah. Demikian juga istri, perlakukanlah suami dengan penuh kasih dan hormat. Dengan cara hidup seperti inilah Tuhan dimuliakan melalui sebuah keluarga.

Sumber : Berbagai Sumber|Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami