Ketika Gereja Angkat Bicara Soal Kekerasan di Papua

Internasional / 10 November 2011

Kalangan Sendiri

Ketika Gereja Angkat Bicara Soal Kekerasan di Papua

Lois Official Writer
2171

Tindak kekerasan di Papua mendapat perhatian masyarakat banyak. Tindak kekerasan ini dikuatirkan akan berdampak negatif dan menimbulkan trauma kepada masyarakat Papua, khususnya bocah-bocah di sana. Apalagi tindakan aparat keamanan baik TNI maupun Polri dalam penanganan pasca Kongres Rakyat Papua (KRP) III.

Hal ini membuat Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) mengeluarkan suaranya. Secara tegas Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan KWI, Suster M. Anna, meminta kepada pemerintah Indonesia agar menjadikan anak Papua sebagai anak kandung yang selalu dikasihi pemerintah selaku orangtuanya. Dan tentu saja hal ini juga berarti tak ada kekerasan yang terjadi terhadap anak-anak Papua tersebut.

Selain KWI, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia pun ikut menyatakan pendapatnya. Menurut Jeiry Sumampouw dari Departemen Perlindungan Perempuan dan Anak, pemerintah harus mengganti pola kekerasan di Papua dengan mensejahterakan rakyat Papua. “Pemerintah harus menarik pasukan di Papua, karena banyak pasukan yang tidak bisa dikontrol,” katanya.

Seperti bapak yang sayang kepada anaknya, demikianlah sikap yang diinginkan masyarakat Papua dari pemerintah. Mereka seperti anak yang harus diberikan perhatian, kesehatan, perlindungan, kasih sayang dan segala sesuatu yang diperlukan seorang anak.

Sumber : berbagai sumber/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami