Bang Fang Li, Tukang Becak yang Murah Hati

Kata Alkitab / 9 November 2011

Kalangan Sendiri

Bang Fang Li, Tukang Becak yang Murah Hati

Budhi Marpaung Official Writer
8134

Untuk membantu kehidupan orang lain, tidak perlu menunggu kita menjadi orang kaya dan memiliki banyak harta. Dari penghasilan yang kita miliki, kita bisa menolong mereka yang sedang kesusahan. Bai Fang Li adalah contoh tepat yang bisa kita teladani dalam hal ini.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang becak tersebut menggunakan uang hasil jerih payahnya untuk disumbangkan ke yayasan yatim piatu yang mengasuh 300-an anak tak mampu. Luar biasanya lagi, ia tidak pernah menuntut apa-apa dari lembaga sosial yang dibantunya itu.

Meski tinggal di gubuk sederhana di Tianjin, China, tetapi ia tidak pernah berkeluh kesah. Bahkan demi sumbangannya tetap utuh, ia memenuhi kebutuhan perutnya setiap hari dengan cara memulung.

Tersentuh

Bai Fang Li mulai tersentuh untuk menyumbang yayasan itu ketika usianya menginjak 74 tahun. Saat itu ia tak sengaja melihat seorang anak usia 6 tahunan yang sedang menawarkan jasa untuk membantu ibu-ibu mengangkat belanjaannya di pasar. Usai mengangkat barang belanjaan, ia mendapat upah dari para ibu yang tertolong jasanya.

Namun yang membuat Bai Fang Li heran, si anak memungut makanan di tempat sampah untuk makannya. Padahal ia bisa membeli makanan layak untuk mengisi perutnya. Ketika ia tanya, ternyata si anak tak mau mengganggu uang hasil jerih payahnya itu untuk membeli makan. Ia gunakan uang itu untuk makan kedua adiknya yang berusia 3 dan 4 tahun di gubuk di mana mereka tinggal. Mereka hidup bertiga sebagai pemulung dan orangtuanya entah di mana.

Bai Fang Li yang berkesempatan mengantar anak itu ke tempat tinggalnya tersentuh. Setelah itu ia membawa ketiga anak itu ke yayasan yatim piatu di mana di sana ada ratusan anak yang diasuh. Sejak itu Bai Fang Li mengikuti cara si anak, tak menggunakan uang hasil mengayuh becaknya untuk kehidupan sehari-hari melainkan disumbangkan untuk yayasan yatim piatu tersebut.

Sumbangan Terakhir

Bai Fang Li memulai menyumbang yayasan itu pada tahun 1986. Ia tak pernah tahu siapa saja anak yang mendapatkan manfaat dari uang sumbangannya. Pada tahun 2001 usianya mencapai 91 tahun. Ia datang ke yayasan itu dengan ringkih. Ia bilang pada pengurus yayasan kalau ia sudah tak sanggup lagi mengayuh becak karena kesehatannya memburuk. Saat itu ia membawa sumbangan terakhir sebanyak 500 yuan atau setara dengan Rp 675.000.

Dengan uang sumbangan terakhir itu, total ia sudah menyumbang 350.000 yuan atau setara dengan Rp 472,5 juta. Anaknya, Bai Jin Feng, baru tahu kalau selama ini ayahnya menyumbang ke yayasan tersebut. Tahun 2005, Bai Fang Li meninggal setelah terserang sakit kanker paru-paru.

Sama seperti kita, Bai Fang Li adalah juga orang yang biasa. Namun begitu, ada satu yang membuat ia berbeda dari kita yakni hidupnya yang tanpa pamrih menolong anak-anak yang tak beruntung. Walau pengayuh becak, ia punya kepedulian yang tinggi yang tak terperikan.

Sumber : andriewongso/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami