Dosen Pluralis Ini Jadi Pemimpin Baru Libya

Nasional / 7 November 2011

Kalangan Sendiri

Dosen Pluralis Ini Jadi Pemimpin Baru Libya

daniel.tanamal Official Writer
2034

Usai rezim Moammar Khadafy tumbang, kini rakyat Libya mempunyai pemimpin baru yang dapat mengakomodir harapan dan kebebasan di negara terbesar keempat di Afrika itu. Dewan Transisi Nasional (NTC) menetapkan Abdurrahim el-Keib sebagai Perdana Menteri Libya.

El-Keib mendapat 26 dari total 51 suara pada pemungutan suara di NTC pada Senin (31/10). Profesor bidang teknik elektro lulusan Amerika Serikat itu diberi waktu dua minggu untuk membentuk sebuah pemerintahan baru, yang bertugas melancarkan jalan untuk membuat rancangan konstitusi dan menggelar pemilihan umum.

El-Keib meraih gelar doktor teknik elektro dari Universitas North Carolina dan akhirnya menjadi dosen di Universitas Alabama pada 1985, seperti yang ditulis dalam data pribadi di tempat dia bekerja sebelumnya, Petroleum Institute di Uni Emirat Arab. Melalui dokumen online kariernya selama 20 tahun di Universitas Alabama El-Keib dikenal sebagai pribadi yang mernghormati keragaman perbedaan dalam keagamaan.

Dirinya terlibat dalam senat fakultas dan menjadi pembicara mewakili umat Muslim dalam komunitas lintas agama di kota Alabama setelah Serangan 11 September di New York dan Washington. Bahkan menjadi pembicara di sebuah gereja di Tuscaloosa tentang Islam pada Januari 2002.

El-Keib, yang kini tinggal di ibu kota Libya Tripoli, mengatakan dia akan memastikan bahwa Libya menghormati hukum dan akan mendengarkan kehendak rakyat dengan baik. "Kami menjamin akan menjadi negara yang menghormati hak asasi manusia dan tidak akan menoleransi pelanggaran atas hak asasi manusia. Namun, kami memerlukan waktu," katanya sesaat setelah terpilih.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Victoria Nuland, memuji terpilihnya El-Keib. Nuland juga meminta Libya menjunjung hak asasi manusia dan membentuk satu komando untuk mengendalikan gerilyawan bersenjata yang sampai saat ini masih bertebaran di seluruh Libya.

Perdamaian dan kesejahteraan tentunya akan menjadi harapan utama dari setiap keinginan masyarakat di dunia seperti juga rakyat Libya. Banya orany yang masih berpolemik terhadap krisis kejatuhan Khadafy. Namun lembaran baru baru telah tercipta, kepentingan masyarakat luas disanalah yang harus didahulukan.

 

Sumber : Jawaban.com - dpt
Halaman :
1

Ikuti Kami