Setia Menabur Benih

Investment / 7 November 2011

Kalangan Sendiri

Setia Menabur Benih

Hot Triany Nadapdap Official Writer
3317

Lukas 16:11-12,

“Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan mempercayakan hartamu sendiri kepadamu?”

Semua manusia yang hidup harus menjadi bendahara sumber daya pribadi berupa keterampilan, pengetahuan, kekuatan, harta, dan pengaruh. Kita tidak harus selalu mencari lebih banyak atau merasa kecil hati di bidang-bidang yang kita rasa kurang, kita hanya perlu menggunakan apa yang kita miliki. Kerja keras, penggunaan yang efisien dari sumber daya yang tersedia, dan kehidupan pribadi yang berdisiplin akan menyebabkan kekayaan dan sukses. Os Guinnes berkata, “Hak kepemilikan itu ada pada Allah; menjadi bendahara, itulah kita.”

Matius 25:24-28,

“Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat dimana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat dimana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat dimana aku tidak menabur dan memungut dari tempat dimana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kau berikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.”

Dalam Matius 25:14-30, dicatat perumpaan tentang talenta. Kisah ini menceritakan tentang seseorang yang membagi-bagikan kekayaannya di antara ketiga orang pelayannya; ia membagikan menurut kesanggupan tiap orang. Sebagaimana ditunjukkan perumpamaan ini, kemampuan kita bermacam-macam. Baiklah kita mennyadari bahwa hal ini juga berlaku dalam kemampuan kita mencari uang.

Perumpamaan terseut selanjutnya menceitakan bagaimana setiap orang menginvestasikan seed money (=uang yang digunakan untuk mendirikan perusahaan baru) masing-masing. Dua orang yang pertama melakukan bisnis dengan uang mereka, jadi mereka menggunakannya, dan dalam prosesnya mereka menggandakan jumlah yang mereka terima semula. Namun, banyak orang yang terakhir mencoba menyimpan atau menyembunyika uangnya, ia tidak melakukan apa pun dengannya. Pada akhirnya, setiap orang harus mempertanggungjawabkan tindakannya.

Orang yang hanya memperoleh dua talenta, dengan kesanggupannya yang kecil dan kerja keras, memperoleh keuntungan 100% dan dia dipromosikan. Tanggung jawabnya hanyalah untuk menggunakan kemampuan yang dimilikinya dan melakukan yang terbaik sebisanya. Bagaimana dengan orang yang memperoleh satu talenta? Menurut Alkitab, sikapnya yang suka mengeluh dan mencari kesalahan tidak diterima dengan baik. Majikannya, meskipun kejam, adil dalam tindakannya. Ia berkata kepada pelayannya yang malas bahwa ia harusnya mencoba setidaknya untuk meminta bantuan dari yang lain, dengan menyerahkan talentanya ke tangan orang yang tahu apa yang harus dilakukan dengannya.

Sebaliknya, ia memilih untuk tidak melakukan apa-apa. Ia dibuang dan dihukum, bukan karena ia menyalahgunakan talenta atau menghilangkan atau menjualnya, tetapi karena ia tidak melakukan apa pun dengannya. Allah mengharapkan kita melakukan apa yang kita bisa dalam rangka melakukan apa yang Dia percayakan kepada kita. Jika kita bekerja dan menggunakan talenta yang baik atas jumlah yang sedikit, maka Allah memandang Anda dan berpikir, Saya bisa mempercayakan lebih banyak kepada orang ini.

Wahyu 2:23, “… Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya.”

Sumber : Disadur dari: Buku Biblical Principles for Becoming Debt Free! (Frank Damazio&Rich; Brott)
Halaman :
1

Ikuti Kami