Halloween Dan Perayaan Hari Raya Semua Orang Kudus

Internasional / 1 November 2011

Kalangan Sendiri

Halloween Dan Perayaan Hari Raya Semua Orang Kudus

PrincessPina Cahyonoputri Official Writer
3751

Darimana asal nama Halloween? Perayaan 31 Oktober ini masih menarik untuk diperbincangkan walaupun sarat dengan okultisme.

Seperti dikutip wikipedia, Halloween merupakan kependekan dari All Hallows' Even (eve dan even sama-sama berarti petang/malam) yang berarti malam sebelum hari raya All Hallow yang sekarang disebut Hari Raya Semua Orang Kudus (All Saints Holy Day) yang telah dirayakan gereja Katholik selama 1200 tahun setiap 1 November.

Awalnya ini merupakan festival keagamaan dari tradisi paganisme Eropa yaitu festival Samhain yang dirayakan orang Kelt. Festival ini merupakan perayaan akhir musim panen, sekaligus perayaan Tahun Baru.

Dahulu mereka percaya bahwa 31 Oktober, pembatas dunia orang mati dan dunia orang hidup menjadi terbuka. Orang mati membahayakan orang hidup dengan membawa penyakit dan merusak hasil panen. Sewaktu merayakan festival, orang Gael menyalakan api unggun untuk membakar tulang-tulang dari hewan yang mereka sembelih dan mengenakan kostum dan topeng untuk berpura-pura sebagai arwah jahat.

Tradisi ini dinilai sarat dengan okultisme, sehingga para misionaris berinisiatif mengganti perayaan 31 Oktober tersebut menjadi perayaan satu malam menjelang Hari Raya Semua Orang Kudus. Awalnya perayaan Hari Raya Semua Orang Kudus ini jatuh pada 13 Mei, namun oleh Paus Gregorius III dan Paus Gregorius IV perayaan tersebut diubah menjadi 1 November. Sehingga satu malam menjelang Hari Raya Semua Orang Kudus jatuh pada 31 Oktober. Penetapan ini bertujuan agar orang pagan bertobat dan mempercayai agama Kristen.

Sangat disayangkan bahwa saat ini perayaan Halloween justru dikembalikan sebagai perayaan festival Samhain, padahal sebelumnya para misionaris justru mengganti perayaan ini dengan penghormatan kepada semua orang kudus untuk menghapus praktik okultisme. Tidak ada yang salah dengan pesta kostum maupun berbagi permen dan cokelat, namun yang perlu diingat adalah, dalam konteks apa kita melakukan itu semua?

Halaman :
1

Ikuti Kami