JK Pandean, Tak Takut Dipenjara Untuk Bacakan Sumpah Pemuda

Nasional / 28 October 2011

Kalangan Sendiri

JK Pandean, Tak Takut Dipenjara Untuk Bacakan Sumpah Pemuda

Puji Astuti Official Writer
3022

Mungkin Anda tidak pernah mendengan nama Sofie Kornelia Pandean, dia adalah salah seorang pejuang wanita asal Sulawesi Utara di masa persiapan kemerdekaan. Di tahun 1928, ia hanyalah gadis belia berusia 17 tahun, namun nyalinya bisa diadu dengan para pria.

Hari itu, 28 Oktober 1928 Sofie atau yang lebih dikenal dengan sebuatan SK Pandean menjadi satu-satunya wanita yang berani meju berdiri di depan Gedung Gemeente Bioscoop Manado dalam rangka pembacaan sumpah pemuda di dampingi oleh tiga pemuda. Bahkan sekalipun saat itu tentara Belanda berjaga di tempat itu, ia dengan berani membacakan naskah sumpah pemuda  dengan lantang. Hasilnya, SK Pendean dan tiga orang pemuda tersebut ditangkap.

Namun kiprah perjuangannya tidak hanya berhenti disana, wanita kelahiran 28 Agustus 1911 yang dikemudian hari dijuluki Singa Betina itu pergi ke tanah Jawa dan bergabung dengan pergerakan yang ada di Jawa Tengah. Ia kemudian menjadi Letnah BKR Kompi V, Batalyon 15 Resimen I, Magelang Jawa Tengah. Ia juga merangkap jabatan sebagai Ketua PMI/Sosial “KRIS” (Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi) di tahun 1945. Dengan kiprahnya dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia JK Pandean menjadi dekat dengan tokoh-tokoh nasional seperti Agus Salim dan Ir. Soekarno, selain tokoh-tokoh dari Sulawesi Utara.

Bagi Pandean, saat itu satu-satunya yang ada dipikirannya hanyalah Indonesia harus merdeka.

“Sebagai wanita saya tak pernah merasa harus diistimewakan untuk berjuang. Berjuang bukan masalah jenis kelamin,” demikian pernyataan Pandean yang ditulis dalam buku berjudul “Nyiur Melambai.”

JK Pandean terus menunjukkan baktinya bagi negara ketika Indonesia masuk dalam alam kemerdekaan. Berbagai perhargaan ia pernah terima, mulai Tanda Jasa Pahlawan (Gerilya) dari Ir. Soekarno di tahun 1959 dan Bintang Gerilya dari Menteri Panglima Angkatan Darat Jenderal Soeharto di tahun 1966. Ia pun pernah menjadi anggota DPRD Sulut di periode tahun 1968-1971 sebagai wakil Veteran. Sedangkan kiprahnya dalam dunia gereja, ia pernah menjabat sebagai pucuk pimpinan KGPM (Kerapatan Gereja Protestan Minahasa) diperiode 1969-1975. Pejuang wanita ini akhirnya menghembuskan nafas terakhir di tahun 1997 dan dimakamkan secara militer.

Sumber : Berbagai Sumber|Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami