Adhyaksa Dault : Percuma Pemimpin Muda Kalau Koruptor

Nasional / 27 October 2011

Kalangan Sendiri

Adhyaksa Dault : Percuma Pemimpin Muda Kalau Koruptor

daniel.tanamal Official Writer
1779

Sejumlah wacana dan dukungan terhadap pemimpin muda pada perhelatan Pemilu Presiden 2014 memang menggelora. Banyak tokoh muda yang direkomendasikan untuk diperhitungkan menjadi calon kuat presiden. Namun mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault punya pendapat berbeda.

Menurutnya, generasi muda tak bisa tiba-tiba muncul jadi pemimpin karena selama ini mekanisme seleksi kepemimpinan nasional dimonopoli oleh partai politik."Untuk 2014 pemainnya enggak akan banyak. Enggak bisa pemimpin muda muncul tiba-tiba. Dari mana? Karena dia tidak punya mekanisme, tidak punya tools-kan. Tools-nya melalui partai. Kecuali kalau sistem kita membolehkan independen maju, mungkin bisa pemimpin muda," kata di Jakarta, Rabu (26) dirilis kompas.com.

Kemunculan pemimpin muda, dilihat Adhyaksa hanya bisa didorong oleh partai politik. Itu pun jika pemimpin muda tersebut mendapat restu dari oligarki yang berkuasa di partai yang bersangkutan. "Pemimpin muda yang mungkin maju ya seperti kalau Bu Mega tidak mau, kemudian PDI P mencalonkan Puan Maharani barangkali bisa. Yang sudah mendapatkan tempat di partai. Pola rekrutmennya memang melalui partai. Itu yang enggak bisa dipungkiri," katanya.

Adhyaksa pun menambahkan, partai politik di Indonesia sekarang ini tak bisa menghasilkan politikus berkualitas dan amanah dengan tanggung jawabnya. Partai politik di Indonesia menurutnya hanya menghasilkan politikus yang mau dilayani negara dan bangsanya.

"Bukan politikus negarawan yang menjadikan dirinya sebagai pelayan bagi bangsa dan negaranya. Cara berpikir dan berkehendaknya bukan untuk kelompok dia. Bukan soal hitung-hitungan kursi berapa dapat, tetapi bagaimana rakyat ini. Kalau politikus-an sih, orang yang menjadikan negara dan bangsa sebagai pelayan pada dirinya. Percuma pemimpin muda kalau ternyata koruptor," tegasnya.

Memang jika mekanisme seleksi kepemimpinan nasional saja belum dirancang oleh pemerintah, sangat sulit untuk melihat adanya calon pemimpin muda. Namun hal tersebut tidak bisa dijadikan parameter final untuk membawa pemimpin muda bersuara untuk masa depan Indonesia.

Halaman :
1

Ikuti Kami