Janda-Janda di Rawagede Harap-Harap Cemas Tunggu Dana

Nasional / 21 September 2011

Kalangan Sendiri

Janda-Janda di Rawagede Harap-Harap Cemas Tunggu Dana

Lois Official Writer
2751

Sejak adanya pengumuman hasil sidang gugatan Rabu (14/9) malam terlihat raut kegembiraan di wajah janda dan ahli waris korban pembantaian tentara Belanda pada 1947 di Kampung Rawagede Desa Balongsari, Karawang, Jawa Barat. Ribuan sampai jutaan gulden akan mereka peroleh. Namun, sekarang mereka masih menunggu datangnya hasil yang telah mereka perjuangkan sejak 2009 melalui gugatan-gugatan yang ada.

Saat ini mereka menunggu reaksi dari pemerintah Indonesia agar memperjuangkan supaya dana kompensasi dari Belanda cepat mengucur. Mereka mengharapkan pemerintah Indonesia segera memfasilitasi mereka supaya dana kompensasi dari Kerajaan Belanda bisa segera turun. “Belum tahu bentuknya berupa uang atau berupa apa, kami belum tahu bahkan kalau mau diberikan kompensasi uang besarnya juga belum tahu,” ungkap Ketua Yayasan Rawagede, Sukarman, anaknya Nenek Cawi, yang suaminya dibantai tentara Belanda 64 tahun lalu.

Seperti disampaikan nenek Cawi istri almarhum Bitol dan nenek Wanti istrinya almarhum Enap serta dua ahli waris korban, apabila dana kompensasi itu cair, dana tersebut akan dibelikan tanah sekaligus dibangunkan rumah di atasnya juga akan dibelikan sawah di kampung. Selain para janda itu, ada juga dua ahli waris yang menerimanya yaitu Komon, ahli waris Kasmin dan Kadon ahli waris Ciot, korban kejahatan perang tentara Belanda. Kedua orangtua mereka ditembak tentara Belanda Selasa pagi, 9 September 1947. Ada juga ahli waris lainnya.

Selain digunakan buat kepentingan pribadi, dana kompensasi ini rencananya akan digunakan untuk membangun komplek pemukiman korban Rawagede yang nantinya akan ditempati para janda dan ahli waris korban, demikian rencana yang akan disampaikan oleh Sukarman.

Kejadian yang terjadi lebih dari 50 tahun yang lalu itu membuat ratusan orang harus kehilangan nyawanya, padahal mereka hampir semuanya petani, seperti yang dirilis di Poskota. Tentu saja dana kompensasi ini tidak dapat menggantikan kedukaan yang harus mereka alami karena kehilangan orang-orang yang mereka cintai, namun lebih tidak seimbang jika mereka masih disuruh menunggu kepastian kapan dana itu akan cair. Sudah seharusnya masyarakat Indonesia lebih peduli akan nasib mereka dan bersama-sama memberikan bantuan sehingga dana dapat cair.

Sumber : poskota/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami