Budi Mulyadi, Teroris yang Ditemukan Tuhan (1/2)

Internasional / 11 September 2011

Kalangan Sendiri

Budi Mulyadi, Teroris yang Ditemukan Tuhan (1/2)

Lois Official Writer
2442

Sebagai anak muda, Budi Mulyadi dilatih untuk membunuh umat Kristen dengan pistol 9mm. Berbulan-bulan, dia melatih keahliannya sementara instrukturnya sendiri membunuh umat Kristen. Mulyadi tidak tahu apa-apa mengenai agama kecuali yang berhubungan dengan ancaman untuk agama terdahulunya. Tidak ada seorangpun yang menjelaskan mengenai pengorbanan Yesus di kayu salib padanya. Meskipun begitu, 20 tahun kemudian dia melayani Tuhan sebagai pekerja-Nya.

Sekarang, Mulyadi bekerja dengan pekerja Kristen Amerika dalam melayani sesi penyembahan bagi anak muda di Asia Tenggara. Dia menolong petani lokal untuk meningkatkan hasil pertanian. Dia memberi makanan kepada keluarga miskin. Pekerjaannya membuat dirinya bahagia. Tapi ketika bicara tentang masa mudanya, senyum itu hilang.

Sebagai anak yang bandel, Mulyadi lari dari sekolahnya yang dirasa punya begitu banyak aturan. Dia juga sudah lari dari rumahnya karena pertengkaran dengan ayahnya. Umur 14 tahun, dia tinggal di perkemahan teroris yang mengisinya dengan kemurkaan dan kebencian. Menurut mereka, orang Kristen pantas mati. “Kebencian adalah hal yang tertanam di dalam pikiran saya,” ceritanya. “Saya cukup berpikir mengenai umat Kristen dan kebencian itu akan merasuk.” Lalu Mulyadi juga mengatakan bahwa semua orang yang tinggal di perkemahan teroris itu diberitahu bahwa umat Kristen adalah umat yang murtad. “Jika kami membunuh umat Kristen, itu merupakan tiket gratis menuju surga.”

Meskipun begitu, bocah ini terus bertanya-tanya apakah ini benar-benar keinginannya, seiring dengan keahliannya yang terus meningkat dalam menembak. Mulyadi dan empat anak lainnya keluar dari perkemahan itu dan membunuh siapapun yang bisa mereka bunuh. Namun ternyata, bukan dia sendiri yang ada di dalam kebimbangan. Akhirnya kelima anak itu memutuskan untuk meninggalkan perkumpulan tersebut.

Mulyadi lalu memberanikan diri pulang ke rumah orangtuanya, namun ayahnya menolaknya sehingga dia harus tinggal di jalanan lagi. Dia berakhir di sebuah kota yang jauhnya beberapa jam perjalanan dan mendapatkan pekerjaan sebagai tukang kebun di sebuah klinik. Dia menghabiskan masa remajanya tinggal sendirian di kamar kost. Lalu, bagaimanakah Mulyadi sampai menemukan Tuhan?

Sumber : bpnews/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami