Gadis Prostitusi yang Menjadi Jawaban Bagi Gadis Lainnya (2/2)

Internasional / 4 September 2011

Kalangan Sendiri

Gadis Prostitusi yang Menjadi Jawaban Bagi Gadis Lainnya (2/2)

Lois Official Writer
2612

Pada usia 7 tahun, Lisa tahu dirinya akan mati. Seluruh tubuhnya sakit. Darah terus keluar. Lisa takut mati, tapi jika waktunya memang tiba, dia menerimanya. Ada satu hal yang harus dilakukannya dulu. Dia bangkit dari lantai kamar mandi dan naik tangga sambil tertatih. Dia berlutut di samping kakeknya, yang sedang beristirahat di kursi ruang keluarga.

Dalam satu nafas, Lisa menceritakan kepada kakeknya ada seorang pria yang berdiri di pintu pada malam hari dan memanggilnya. Pria itu memperkosanya di basement dan mengancamnya untuk menutup mulutnya. Lisa lakukan hal itu, sampai akhirnya dia menggap tidak ada yang rugi untuk membuka rahasia itu sekarang. Dia harus memberitahu seseorang agar saudara-saudara perempuannya diselamatkan. Mereka masih bayi dan tidur di kamarnya, mereka tidak bisa menyelamatkan diri mereka sendiri ketika dia pergi. Kakeknya membuka matanya, mengambil senjata 22 lalu memberi waktu 30 menit untuk pria itu keluar dari rumah. Malam itu, Lisa tidak meninggal.

Umur 11 tahun, Lisa mempelajari dirinya bisa membunuh. Ada seorang pria di dalam hidup ibunya yang berniat menjadikannya wanita panggilan. Suatu malam, pria itu hendak memperkosanya. “Malam itu, aku memutuskan bahwa aku akan melawan. Aku bisa membunuh karena aku berjuang untuk kelangsungan hidupku.” Di tengah perkelahian itu, ibunya mengedor pintu kamar. Beberapa bulan kemudian, Lisa kembali berkelahi dengan pria itu dan ibunya. Pria itu mendorongnya, Lisa jatuh dari tangga. Dia meminta tetangga untuk memanggil polisi. Tapi di rumah sakit, ibunya menolak mengajukan tuntutan. Sebaliknya, ibunya mengepak semua barang Lisa dan menurunkannya di stasiun bis.

Enam tahun selanjutnya, dia mengedor pintu-pintu sampai akhirnya seorang malaikat, istri dari mantan kekasih ibunya membawa Lisa ke rumahnya. Dia menjual tubuhnya untuk menghidupi mereka. Ketika dia lulus sekolah, dia sendiri melakukan hal yang sama. Di perjalanan hidupnya, Lisa memutuskan untuk menamatkan kuliahnya sambil tidur di mobil dan mengerjakan dua pekerjaan penuh waktu. Dia memilih untuk mengabaikan perkataan bahwa dia tidak berharga dan lulus dengan peringkat atas kelasnya. Dia menjadi insinyur perminyakan. Sejak itu, dia memutuskan untuk membuka yayasan tersebut. “Aku beritahu (Tuhan) selama Dia membuka pintu, aku akan hadir. Dan ketika kami tidak punya uang, aku akan tetap hadir. Yang aku tahu adalah Tuhan akan terus menguatkan saya dan Dia akan terus mengirimkan malaikat di dalam kehidupan saya dan gadis-gadis ini.”

Setelah 15 tahun kebencian dan kepahitan menghantuinya, kini dia memaafkan keluarganya. “Kehidupan yang saya jalani saat ini luar biasa,” katanya lembut. Lisa tidak selalu menceritakan seluruh pengalaman hidupnya kepada anak-anak itu, namun dia terus menceritakan bahwa selalu ada harapan. Itulah hasil yang Lisa dapatkan dari pelajaran hidup yang berharga yang sudah Tuhan tunjukkan padanya. Hidup kita pun perlu kita gunakan untuk kemuliaan-Nya.

Sumber : cnn/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami