Gadis Prostitusi yang Menjadi Jawaban Bagi Gadis Lainnya (1/2)

Internasional / 3 September 2011

Kalangan Sendiri

Gadis Prostitusi yang Menjadi Jawaban Bagi Gadis Lainnya (1/2)

Lois Official Writer
2252

Seorang anak baru berumur 10 tahun mendapatkan hukuman karena prostitusi. Dia menggunakan baju tahanan. Sebuah gambaran yang tidak bisa dimengerti Lisa Williams. Dia membacanya di artikel koran. Tidak diceritakan bagaimana anak gadis itu bisa ada di sana, siapa yang menjualnya atau siapa pria yang tega mempergunakan jasanya, mereka yang tidak dihukum. Lisa mengamati foto anak itu dengan ketakutan. “Sepertinya (hukum) mengatakan dia bangun pagi hari dan memutuskan dia mau dijual kepada 10 sampai 15 pria,” kata Lisa. “Tidak masuk di akal.”

Jadi, Lisa kemudian menelepon teman-teman yang berada di tujuh negara bagian dan meminta mereka mengeluarkan buku cek mereka. Memang awalnya uang yang didapatkan masih sedikit, tapi Lisa menyadari dia harus melakukan lebih dari itu. “Tuhan yang menyentuh saya, mengatakan ‘Bagian yang mana dari enam tempat tidur di Missisippi timur yang tidak pernah engkau dengar kisahnya?’” kata Lisa.

Ketika Lisa melihat foto di koran tersebut, darahnya mendidih. Tapi apa yang tidak bisa dia lihat waktu itu adalah dia bukan hanya berjuang untuk anak umur 10 tahun tersebut atau ribuan anak lainnya, tapi dia berjuang untuk dirinya sendiri, karena dia pernah menjadi gadis seperti itu. Dari perjalanan hidupnyalah, dia kemudian menyadari bahwa bebannya untuk melepaskan mereka dari penderitaan semakin besar dan besar. Bagaimanakah kisah masa lalu Lisa? Ikuti tayangannya besok.

Agustus 2008, untuk pertama kalinya yayasan non nirlaba membeli tiga rumah di Georgia. Tidak sampai dua tahun kemudian, Lisa mengucapkan selamat datang kepada anak pertama yang datang melalui pintu Living Water for Girls, yayasan yang didirikannya. Tempat itu menjadi rumah yang nyaman buat anak-anak yang terlibat prostitusi.

Tuhan bisa pakai kejadian masa lalu kita yang buruk sebagai landasan kita melayani sesama kita. Banyak dari mereka dari latar belakang masa lalu yang berbeda, dapat kita layani karena kita pernah berada di posisi yang sama. Kita mengerti jeritan hati mereka, kita bisa merasakan penderitaan itu. Kita bisa dengan sepenuh hati peduli kepada mereka yang mengalami hal yang sama dengan kita. Bedanya, Tuhan sudah memulihkan kita dan Dia hendak memulihkan orang lain melalui kita.

Sumber : cnn/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami