Kaur, Polisi Wanita yang Ingin Bebaskan India dari Prostitusi

Nasional / 15 August 2011

Kalangan Sendiri

Kaur, Polisi Wanita yang Ingin Bebaskan India dari Prostitusi

Lois Official Writer
1870

Polisi bernama Surinder Kaur dalam suatu misi. “Saya tidak ingin wanita-wanita bekerja di sini, saya ingin menutup distrik ini,” kata Kaur. Sebagai petugas yang bertugas di distrik lampu merah Jalan G.B., Kaur tahu bahwa ini bukanlah tugas yang ringan. Sejak dia bertugas di Jalan G.B. dua tahun yang lalu, Kaur sudah menyelamatkan 89 para wanita tersebut, bertolak belakang dengan perkataannya yang mengatakan hanya empat atau lima gadis yang berhasil diselamatkan. Wanita-wanita itu adalah wanita yang menjajakan dirinya kepada pria hidung belang. Meja penuh dengan penghargaan dan ucapan ‘terima kasih’-lah yang bersaksi mengenai kerja kerasnya ini.

“Sebelumnya, setiap orang berpikir bahwa polisi juga terlibat dengan pemilik rumah bordil… jadi tidak ada seorang pun yang memberikan informasi kepada polisi. Tapi ketika saya yang mengambil alih, saya menganggapnya sebagai tantangan. Saya memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda dan saya membangun kepercayaan masyarakat kepada saya dan kepada kantor polisi,” kata Kaur.

Lebih dari 2.000 wanita yang diperkirakan tinggal dan bekerja di New Delhi Jalan G.B ini. Wanita yang berusia di bawah 18 tahun tidak diperbolehkan, tapi meskipun begitu ada begitu banyak wanita di bawah umur yang melakukannya. “Kami lebih fokus kepada gadis di bawah umur lebih dahulu. Mereka biasanya dibawa dari Nepal, atau dari bagian India lainnya, tapi mereka secara illegal dibawa ke sini,” kata Aslam Khan, Komisaris Deputi Polisi.

Ada anak yang baru berumur 10 tahun yang dijadikan PSK di sana. Karena itu, manajer rumah bordil yang merupakan seorang wanita berumur 38 tahun diajukan ke pengadilan. Polisi juga telah menahan 27 pemilik rumah bordil di sekitar area tersebut selama dua tahun terakhir ini. Pernah suatu hari, Kaur meminta para PSK itu untuk berhenti. Tapi mereka mengatakan, “Tolong jangan buat buruk nama tempat ini. Bagi kami, ini adalah kuil, tempat ini bisa memberi keluarga kami makan,” kata salah satu dari mereka. “Kami tidak punya pilihan. Anda tidak akan mengerti,” katanya lagi.

Meski ingin, Kaur tidak dapat begitu saja menutup tempat itu. “Saya tidak bisa memaksa mereka untuk pergi dari tempat itu,” katanya. “Kemana mereka akan pergi? Saya tidak bisa mengirim mereka ke jalanan begitu saja.” Yang dapat dia lakukan hanyalah jika terbukti ada wanita di bawah umur yang dipaksa menjalankan bisnis ini, maka akan dia proses.

Bukankah kita semua begitu? Ketika kita melihat seorang PSK, kita sering berpikir apakah yang dapat kita buat untuk mereka? Penghasilan apa yang bisa memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Atau apakah kita sudah tidak peduli lagi dengan mereka. Di Indonesia sendiri, betapa banyak tempat-tempat seperti ini disediakan. Mungkin tidak terang-terangan, tapi tahukah Anda setiap daerah biasanya terdapat lokalisasi? Mereka membutuhkan kepedulian kita juga.

Sumber : cnn/lh3
Halaman :
1

Ikuti Kami